Hai semua pembaca dan penikmat kisah pewayangan! Karena penulis ada waktu luang, maka kali ini penulis akan meceritakan kisah bagaimana punakawan Bagong alias Cepot bisa menjadi raja demi menyadarkan Arjuna dari rencana licik para Kurawa. kisah ini mengabil sumber dari https://hardiwinoto.com/indonesia-dalam-lakon-bagong-dadi-ratu/ dengan pengubahan dan penambahan seperlunya.
Kabar tentang para
Pandawa telah menyelesaikan hukuman buang dan penyamaran selama 13 tahun
merambah ke Hastinapura. Prabu Duryudhana, Arya Dursasana, dan ke 98 adiknya
ketar-ketir. “waduh...para Pandawa sudah kembali dari pengasingan...ya’opo
iki...aku gak kepingin Indraprastah balik ke tangan Pandawa.” Patih Sengkuni
tak kurang akal “tenang keponakanku. Bukan Sengkuni kalau tidak punya akal licikku.
Aku punya sesuatu hal yang bagus.” Maka ia membisiki isi rencana itu kepada
Prabu Duryudhana. Prabu Duryudhana pun semringah medengar rencana itu. Tanpa menunggu
waktu lama, patih Sengkuni menyusun rencana jahatnya yakni menggunakan kembali
perintah sesat guru yakni Begawan Dorna. Selain itu, untuk rencana selanjutnya,
Patih Sengkuni punya teman yakni seorang raja dari negeri jauh untuk melakukan
suatu hal besar kepada Prabu Yudhistira. Dijalankan rencana itu dengan sangat
matang. Patih Sengkuni merasa yakin kalau rencana kali ini pasti berhasil.
Sementara itu, setelah mendirikan désa dan istana baru di Alas Kamyaka, para Pandawa mendapat restu dari Prabu Matswapati untuk menjadikan desa itu sebagai negeri baru mereka bagian dari negeri Amarta baru, pengganti dari istana Indraprastha yang saat ini masih diduduki para Kurawa. Desa itu diberi nama kadipaten Upalawaya dan Prabu Yudhistira menjadi pemimpin disana. Ketika selesai pelantikan, datang kegemparan. Permaisuri Prabu Yudhistira yakni Dewi Drupadi menghilang. Susah hati lah sang raja. Ia berkata " apa artinya negeri ini tanpa permata keadilan seperti Dinda Drupadi, lebih baik aku mati." Arya Wrekodara dan Arjuna menenangkan kakaknya. Mereka berjanji akan mencari Dewi Drupadi. Dalam kesenyapan, Wrekodara dan Arjuna merasa bertanggungjawab untuk mencari dan membawa pulang Drupadi. Kedua ksatriya berkonsultasi kepada sang guru, Begawan Dorna "guru, kami butuh bantuanmu. Saat ini kakang mbok Drupadi menghilang tanpa jejak. Kakang prabu sampai susah hati." Begawan Dorna rupanya sudah dipaksa oleh Prabu Duryudhana untuk tidak jujur memberi pesan " duh ngger ..angel iki ngger....aku gak sanggup ngomonge. " Arya Wrekodara berkata " waaa.....guru, angel kenapa....coba tunjukkan carane." Begawan Dorna berkata "cah ayu Dewi Drupadi hanya bisa ditemukan kalau tumbal." Arjuna bertanya "Tumbal? Tumbal apa? Maksud guru bagaimana ?" Begawan Dorna berkata seraya membaca komat-kamit mantra pelet penunduk " Tumbal yang dimaksud itu matine salah satu Punakawan dan yang ku maksud itu tuan Cepot ya tuan Bagong, ngger." Arjuna seakan seperti tersihir oleh ucapan sang guru. Arjuna juga berpikir paman Bagong dianggapnya tidak banyak berperan sebagai sang Pamomong. Perannya hanya melucu, membanyol, atau membuat tertawa. Malah di beberapa kesempatan, sering bertindak tidak sopan di depan para ndoro bahkan di hadapan bapaknya, kakek Semar. Arjuna mengajak kakak nomor duanya untuk segera pergi memenuhi perintah sang guru. Arya Wrekodara merasa ini tidak benar namun karena ini perintah guru, maka ia menuruti saja.
Wrekodara dan Arjuna langsung ke Karang Tumaritis, tempat tinggal Punakawan. Arjuna menceritakan kepada kakek Semar tentang kondisi Upalawaya yang sedang berkabung kehilangan Drupadi. “Ampun paman Semar, tolong bantulah kami. Sekarang kakang mbok Drupadi menghilang dan untuk mendapatkannya kembali, paman Bagong harus menjadi tumbalnya." Kakek Semar berkata " hhoalah ndg blegedug, ndoro. Ndoro dapat petunjuk ini dari siapa?" tukas kakek Semar dengan tenang. Arjuna berkata " kami dapat petunjuk ini atas nasehat guru Dorna." Semar dengan tenang berkata " tunggu ndoro, biar aku panggil si Bagong dulu." Begitu sampai di dalam kamar, kakek Semar pun memanggil Bagong. " Gong, Bagong...Pot, Cepot mrene." Bagong pun datang dan bertanya " ealah pak, aku kan lagi enak-enak nge game karo kakang Petruk karo kakang Gareng malah ditimbali. Ana apa tho,pak?" Dengan tenang, Semar berkata " ndoro Arjuna kena guna-guna lagi. Dia atas nasehat guru Dorna mau menumbalkanmu demi mencari ndoro Drupadi yang hilang." Bagong berkata " welah dalah...ndoro gak sadar-sadar mari kenek guna-guna. Gemes aku tuh...pengen tak guyang banyu kembang." " Wes gong, mumpung aku isok nahan ndoromu, ndang mlayu." Sang Punakawan yang juga bernama Cepot itu segera bablas mlayu mencari keselamatan. Setelah keluar kamar, kakek Semar berkata " ndoro, sepertinya pamanmu Bagong sudah pergi begitu mendengar hal ini. Baik kau mengejarnya sekarang " Arjuna marah kepada kakek Semar kenapa tidak menghentikannya.
Dewi Drupadi mendandani Bagong dan Besut |
Di dasar jurang, Bagong
ditolong dan ditemui Batara Narada atas permintaan sang bapak, kakek Semar.
Narada berpesan kepada Bagong "Hei Bagong alias kang Cepot sang
Astajingga, aku tau apa yang kau alami. Untuk itu, demi menyadarkan ndoromu,
kamu harus berjalan ke arah barat. Jika ketemu raja yang sedang berkelana,
kalahkan dia. Setelah dia dikalahkan, gantikan tahtanya." Bagong diberi
ajian Kalung Mustika Srimanik oleh Narada. Dalam perjalanan ke arah barat
ketemu raja bernama Kala Sereng dari negeri Simbar Ngelamanyura. Ia lah sekutu
para Kurawa yang juga salah satu murid Begawan Dorna yang ditugaskan untuk
melakukan salah satu rencana licik Sengkuni yakni menculik Drupadi. Saat ini,
ia sedang melakukan laku mandi tujuh telaga di bawah bukit untuk mengguna-guna demi
bisa memperistri Drupadi yang sedang disembunyikannya. Bagong menyahut dengan
tertawa " hahahaha, sek jaman mandi tujuh telaga, gusti? Saiki jamane
mandi pake tujuh skincare. Lagian, ndoro Drupadi ya belum tentu suka sama
njenengan, Gusti." Prabu Kala Sereng marah-marah dikatai tidak pantas
untuk Drupadi. " Wong edan!! Gak eruh kalau aku iki ganteng kinyis-kinyis.
Isteriku bejibun. Kalau mau merebut Drupadi dariku, ta ladeni!" Terjadilah
perang sengit antara Bagong dan Kala Sereng. Tak perlu waktu yang terlalu lama,
Bagong mampu mengalahkan Kala Sereng. Patihnya juga berhasil dikalahkan dan
para prajuritnya dibuat pingsan seakan jadi orang linglung.
Bagong pun membebaskan
Dewi Drupadi. " Terima kasih, paman Bagong. Kalau tidak ada kau, entah
jadi apa aku. Tapi bagaimana paman bisa tau aku diculik Kala Sereng. Bagong
alias Cepot menceritakan seluruh kronologi bagaimana ia bisa tau. Dewi Drupadi
marah juga kecewa kepada Arjuna. " Hadeuuh, iparku yang satu itu. Gak
habis-habis. Aku akan membantumu. Paman harus sadarkan kembali Dimas
Arjuna." Dengan berbekal ilmu merias dari hukuman penyamaran 13 tahun dan
dengan kekuatan aji Kalung Mustika Srimanik, Bagong menjadi sangat tampan dan
menjadi raja dengan jejuluk Prabu Pathakal Baworsari. Kemudian datang Besut,
anak dari Bagong untuk memastikan keadaan ayahnya “walah..pak..bapak..untung
slamet, ne’ gak, bapak wes dadi dadar endhog. Bagong pun memukul Besut dengan
bercanda “asem koe, sut!”. Dewi Drupadi hanya tertawa kecil melihat tingkah
ayah dan anak itu. Sang Panchali bertanya “Besut, gimana caranya kamu bisa tau
bapakmu selamat?” Besut berkata “yo jelas tau, eyang Prameswari. sejak tadi aku
membuntuti bapak. Eyang Semar yang menyuruhku untuk mengikutinya.” Dewi Drupadi
lalu bertanya mau membantunya dalam rencana ini. Besut pun setuju. Dewi Drupadi
lalu kembali merias Besut juga menjadi sangat tampan, dan Besut diberi nama
baru yakni Patih Katinjasari. Setelah merias Besut, sang Dewi Panchali meminta
paman Bagong untuk menghapus ingatannya demi berhasilnya rencana ini. Dengan
kesaktiannya, Prabu Pathakal Baworsari membuat Dewi Drupadi lupa ingatan.
Seperti orang baru bangun dari pingsan, Dewi Drupadi tidak ingat apapun yang
terjadi beberapa saat yang lalu. Prabu Pathakal berkata " sayang, aku mau
memperistrimu. Namun sebelum itu, aku mau memperistri pula Dewi Arjuna dan Dewi
Wrekodara terlebih dahulu. Aku mohon restu darimu, sayang." Dewi Drupadi
yang hilang ingatan lalu menjawab “baik, kakanda Baworsari. Aku merestuimu.” Prabu
Pathakal menyuruh patih Katinjasari untuk melamar Dewi Arjuna dan Dewi
Wrekudara ke Upalawaya. Prabu Pathakal mengikuti patihnya bersama Drupadi.
Supaya Drupadi tidak kelihatan, dimasukkannya ke dalam Akik Cupu Mirahmustika.
Di Upalawaya, Arjuna
melapor bahwa ia sudah mencari Dewi Drupadi dengan menumbalkan paman Bagong.
Prabu Yudhistira malah makin sedih " duh....adikku, kenapa melakukan hal
gegabah begitu. Nasehat mana yang kau pake untuk mencari kakangmbokmu? "
Arya Wrekodara berkata "waaa kakakngku.....dinda Jlamprong dan aku datang
kepada guru Dorna untuk minta nasehatnya. Jarene guru, untuk mencari kakangmbok
Drupadi kudu menumbalkan paman Bagong." Belum selesai sedihnya, datang
Patih dari Prabu Pathakal Baworsari. " Salam hormat untuk gusti prabu
Yudhistira. Aku Patih Katinjasari dari Simbar Ngelamanyura" Prabu Yudhistira
menerima salam sang patih dan bertanya apa keperluannya datang ke Upalawaya.
Sang patih berkata" ampun atas kelancangan hamba. Hamba atas perintah
gusti Pathakal Baworsari datang melamarkan gusti Dewi Arjuna dan Dewi
Wrekodara. Kabarnya, kedua putri itu sangat cantik sampai-sampai membuat gusti
prabu tak ingat dunia. Mohon gusti prabu untuk mempertimbangkan lamaran ini."
Arjuna dan Wrekodara
marah karena dianggap perempuan. Upalawaya geger karenanya. Tanpa babibu lagi, Arjuna
memerintahkan prajurit Upalawaya untuk menahan patih utusan Prabu Pathakal
Baworsari dipenjara. Kabar ditahannya patih Katinjasari di penjara Upalawaya
membuat Prabu Pathakal mencak-mencak mendengar kabar tersebut " waaa,
ancen si anying iku Dewi Arjuna karo Dewi Wrekodara. Aku kurang ganteng opo
coba. Tampan rupawan mempesona. Njalok setoran karo Yamadipati wong loro iki
" tanpa pikir panjang lagi, pasukan Simbar Ngelamanyura dikerahkan untuk
menggempur Upalawaya. Setelah sampai di halaman istana, Prabu Pathakal
Baworsari pun maju membebaskan patihnya. Arjuna dan Wrekodara menyerang sang
raja berwajah tampan imut-imut itu. Namun saking saktinya, Arjuna dan Wrekodara
tak mampu mengalahkannya. Tanpa pikir panjang, Arjuna dan Wrekodara ditemani
paman Gareng dan Petruk segera lari ke Dwarawati namu mereka tercerai berai
karena paman Gareng jatuh ke sebuah lubang besar. Akibat perbuatan Arjuna,
kadipaten Upalawaya yang baru saja berdiri diduduki prabu Pathakal Baworsari.
Namun tak seperti negeri yang diduduki, prabu Yudhistira dan Arya Nakula-Sadewa
justru tidak diperlakukan seperti tahanan malah oleh Prabu Pathakal Baworsari dijadikan
teman slengekan dan berjenaka bersama.
Arjuna, Wrekodara, dan
Petruk pun sampai di istana Dwarawati. Di sana ia wadul (lapor) minta cara
untuk bisa mengalahkan Prabu Pathakal kepada Prabu Basudewa Sri Kresna. Prabu Sri
Kresna lalu pergi pergi bersemai untuk mendapat jawabannya. Di tengah semadi,
kakek Semar datang dalam alam awang-uwung. Kakek Semar berkata " lah dalah
ndoro Wisnu. Kau pasti sedang mencari jawaban untuk mengalahkan Baworsari. Ini
adalah skenarioku dan adhiku Narada untuk menyadarkan Arjuna. Semar laku
membisikan sesuatu kepada Sri Kresna. Bangunlah sang raja bermahkota bulu merak
itu dan berkata pada Arjuna “Parta, yang bisa mengalahkan Prabu Pathakal Baworsari
adalah paman seorang pemuda berwajah tampan.” Saat mereka berpikir siapa orang
yang dimaksud, datanglah seorang berwajah tampan kepada Prabu Sri Kresna. Ia
menanyai pemuda itu hendak ada keperluan apa. Sang pemuda berkata " ampun
Gusti prabu, aku mendengar gusti Bagong baru saja meninggal karena jatuh dari
jurang, juga mendengar kalau gusti Gareng juga jatuh ke sebuah lobang perangkap
hingga tak bisa menyelamatkan diri maka aku ingin mengabdi kepada ndoro Arjuna
jadi pengganti Gusti Bagong." Arjuna merasa tertampar karena baru saja ia
menghabisi paman Bagong dan meninggalkan paman Gareng. Prabu Sri Kresna berkata
"kalau ingin mengabdi kepada Arjuna , kau harus membantu ndoromu itu
melawan Prabu Pathakal Baworsari. Raja itu sedang menduduki Upalawaya, tempat
tinggal ndoromu." Sang pemuda bernama Manik Jawara itu bersedia "
baik ndoro, aku siap melawan Prabu Pathakal Baworsari."
Di halaman kadipaten Upalawaya, datang Prabu Sri Kresna, Arjuna, dan Wrekodara beserta Bambang Manik Jawara menantang prabu Pathakal Baworsari " hoi....raja kok suka slengekan, mau dadi pemimpin atau pelawak negeri ini?" Prabu Pathakal Baworsari berkata dengan mencak-mencak " ohh iki tha seng ngelindungi Dewi Arjuna karo Dewi Wrekodara. Hmmm ayu pisan, cocok dadi bojoku sisan." Tak terima disangka perempuan, Bambang Manik Jawara menyerang Prabu Pathakal Baworsari. Terjadilah pertarungan antara Bambang Manik Jawara dan Prabu Pathakal Baworsari.
Pathakal Baworsari melawan Manik Jawara |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar