Minggu, 19 November 2023

Kidung Sudamala

 Hai semua pembaca dan penikmat kisah pewayangan! Kisah kali ini menceritakan perjalanan Arya Sadewa untuk menyembuhkan ibunya, Dewi Kunthi yang sakit lewan bantuan Batari Durga yang berakhir bukan hanya dewi Kunthi berhasil sembuh, tapi juga berhasil meruwat Batari Durga kembali menjadi cantik. Kisah ini mengambil sumber dari https://caritawayang.blogspot.com/2015/04/sudamala.html dengan perubahan dan penambahan seperlunya.

Suatu ketika, Batara Guru pernah menguji Batari Durga dengan berpura-pura sakit dan minta obat berupa susu sapi putih milik seorang penggembala muda. Batari Durga bersedia. Maka ia memintanya namun sang penggembala meminta syarat yakni harus tidur dengannya. Durga tentu saja tidak mau tapi si penggembala mengancam kalau ia tidak akan mendapatkan susu itu di tempat lain. Mau tidak mau, Batari Durga setuju " baiklah, aku akan memenuhi syarat darimu." Lalu ketika ia dan si penggembala tidur bersama, Si penggembala berubah wujud kembali sebagai Batara Guru. Batara Guru menganggap isterinya itu tidak setia. Batari Durga hendak membela diri tapi tak diberi kesempatan. Maka Batara Guru mengutuk Batari Durga menjadi raksasa bernama Ra Nini. Ra Nini pun tinggal di Alas Krendhawahana ditemani oleh Dewi Kalikamaya.

Di Negara Hastinapura, Prabu Duryudhana kedatangan dua orang raksasa Kalanjaya dan Kalantaka yang bersedia membantu menumpas Pandawa bersama para prajurit Hastinapura. Di tengah perjalanan dihadang oleh Prabu Gatotkaca dan para putra Pandawa, sehingga terjadi pertempuran. Anehnya, kekuatan para putra Pandawa tidak mampu mengalahkan Kalanjaya dan Kalantaka. Pertempuran itu pada akhirnya dimenangkan para Kurawa. Sementara itu di Kadipaten Upalawaya, Para Pandawa yang sedang bermuram durja, dihadapkan Prabu Sri Kresna membicarakan perihal Dewi Kunthi yang sedang menderita sakit dan belum ditemukan cara penyembuhannya, sedangkan Arya Sadewa yang diutus untuk menghadap Maharesi Abiyasa, belum kunjung tiba. Tak lama kemudian datang Arya Sadewa yang menghaturkan sabda Resi Abiyasa " aku menerima kabar dari kakek Maharesi. Penyakit kanjeng ibu jadi seperti ini karena kerasukan. Untuk menolong kanjeng ibu, harus meminta bantuan pada Ida Batari Durga." Prabu Sri Kresna mengusulkan agar para Pandawa mengucapkan nadar (janji) yang ditujukan kepada Dewi Kunthi. Arya Sadewa mengajukan diri untuk memenuhi nadar itu. Arya Sadewa dan Dewi Kunthi pun pergi meninggalkan Upalawaya. Sang kakak, Arya Nakula tidak tega melihat adiknya melakukan ini sendirian. Maka ia mohon pamit untuk menyusul. Bersamaan dengan ini datang musuh yang ingin menumpas para Pandawa hingga terjadi pertempuran, Arya Wrekodara dan tiga Pandawa dapat dikalahkan dan nyaris ditelan oleh raksasa Kalanjaya dan Kalantaka. Untungnya Prabu Sri Kresna menolong mereka. Namun Arya Nakula menghilang entah kemana.

Dewi Kunthi yang sedang sakit jiwanya pergi bersama Arya Sadewa jauh ke tengah Alas Krendhawahana, tempat bersemayamnya Batari Durga.

Arya Sudamala
Di sana kerasukan ibu para Pandawa itu makin parah bahkan Dewi Kunthi dimasuki roh Dewi Kalikamaya utusan Batari Durga yang menyatakan cintanya kepada Arya Sadewa. " Ah kakanda ganteng...nikah yuk....." Arya Sadewa menolaknya maka ia diikat di batang pohon oleh Dewi Kunthi yang tengah kerasukan Kalikamaya. Arya Sadewa bertanya "mana gusti Ida Batari?" Lalu datang sosok Ra Nini. Sosok Ra Nini lalu berkata meminta agar ujudnya kembali menjadi cantik jelita”Hei Sadewa, cepat ruwat diriku!” namun Sadewa menolak permintaan Ra Nini " aku tidak bisa meruwat seseorang. Aku bukan titisan dewa. Aku manusia biasa. Katakan, dimana Gusti Ida Batari?!" Mendengar jawaban itu, maka murka lah Ra Nini." Bodoh! Aku gusti Ida Batari yang kau cari! Cepat ruwat aku kembali seperti sediakala." Arya Sadewa ketakutan namun ia dengan tenang ia berkata tidak. Arya Sedewa terus menolak dan berkata kalau dia tidak bisa. Di saat demikian, Ra Nini makin murka dan berubah menjadi sosok raksasa ganas dengan taring runcing, mata melotot menakutkan, dan raut muka yang marah hendak menelan Arya Sadewa bulat-bulat. Pada saat itu, Batara Guru datang dan memberi kekuatan sakti. Kekuatan itu memasuki raga Sadewa hingga membuat Ra Nini lunglai dan memasrahkan diri. Lalu Arya Sadewa mendekat dan tangannya memerciki sekujur tubuh Ra Nini dengan air dari Cupu Tirtamayadi. Ra Nini pun berhasil diruwat lah oleh Arya Sadewa. Tubuh Ra Nini pun seketika diselimuti asap tebal dan seketika muncul cahaya emas. Ketika cahaya itu memudar, kembali lah wujudnya sebagai Batari Durga, kali ini sang Batari dalam wujud terbaiknya yakni wujud Dewi Uma, dengan wajah ayu dan kepala bermahkota bunga-bunga dengan aroma yang harum wangi. Dewi Kalikamaya pun ikut diruwat kembali sebagai bidadari yang cantik bernama Dewi Mayakresna. Atas keberhasilan Arya sadewa meruwat Batari Durga, Batara Guru memberikan anugerah nama dengan sebutan Arya Sudamala dan kelak memperoleh jodoh putri dari pertapaan Pring Alas bernama Endang Soka, anak dari Begawan Tamba Petra. Sebelum pergi, Batari Durga memberi anugerah kepada Dewi Kunthi “Kunthi, terima kasih untukmu untuk meminjamkan ragamu untuk Kalikamaya. Karena jasamu juga, kau akan kuberi anugerah. Bukan sekadar penyakitmu yang kuangkat., tapi kau akan bisa melihat hal-hal di masa depan. Kumohon terimalah anugerah ini.” “Terima kasih, Gusti Ida Batari.” Ucap Dewi Kunthi berterima kasih. Setelah dirasa cukup, Batara Guru, Batari Durga, dan Dewi Kalikamaya kembali ke kahyangan.

Begawan Tamba Petra dan kedua putrinya, Endang Soka dan Endang Pradapa membicarakan perihal mimpi bertemu dengan seorang kesatria bernama Arya Sudamala. Di tengah pembicaraan, datang Arya Nakula dalam keadaan terluka. Rupa-rupanya, saat menghilang setelah pertarungan dengan dua raksasa, ia berhasil menyelamatkan diri lalu melanjutkan pencarian. Dalam perjalanannya, ia tersasar ketika mencari adik dan ibunya. Endang Pradapa segera menolongnya. “Ki sanak mari, kita masuk ke rumah. Sepertinya ki sanak bukan orang sini” “benar, Ni sanak. Aku Arya Nakula dari Upalawaya sana. Aku tersasar ketika diserang raksasa Kalanjaya dan Kalantaka.” Lalu beberapa hari setelah kedatangan Arya Nakula, datang seorang pengemabara dan ibunya. Mereka ialah Arya Sudamala dan ibunya, Endang Briha. Arya Sudamala berkata bahwa ia akan melamar Endang Soka. Namun Arya Nakula menghalangi niat Sudamala. " Hei orang asing...kau ini barus datang sudah mau melamar anak orang....kau benar-benar murahan." Arya Sudamala marah namun berhasil ditahan oleh ibunya Endang Briha. Namun Nakula terus mengejek Sudamala . Tak tahan lagi, terjadilah pertarungan antara Arya Nakula dengan Arya Sudamala. Keduanya bertarung dengan sangat sengit, tak ada satu pun dari mereka yang kalah ataupun menang. Endang Soka berusaha melerai " kalian berdua hentikan ! Kalau memang pernikahanku jadi masalah! Aku memilih tidak kawin!?" "Kakak, apa yang kau lakukan?! Kau sudah mendapat wangsit Dewata akan menikahi Sudamala. Bagaimanapun aku akan menikahinya." Dalam hati, Endang Soka bahkan sudah jatuh cinta walau belum pernah bertemu pandang. Endang Pradapa menjelaskan kalau benar datang wangsit Dewata kepada kakaknya kalau dia akan menikahi Arya Sudamala. Arya Nakula merasa bersalah. Ia minta maaf pada Sudamala. Sudamala berkata "kakang Pinten tidak perlu minta maaf, aku sudah memaafkan kakang." Arya Nakula kaget bagaimana Sudamala tau nama masa kecilnya " kau memanggilku Pinten?! Kenapa kau bisa tau?" Hanya adikku Sadewa yang memanggilku dengan nama itu." " Arya Sudamala tertawa "hahahaha.... tentu saja kakang. Aku ini Sadewa, adikmu kakang. Dan ini kanjeng ibu. Dia sudah sembuh." Arya Nakula memeluk adik kembarnya itu. Beberapa hari kemudian, acara pernikahan antara Sudamala dengan Endang Soka dan Nakula dengan Endang Pradapa pun digelar mewah. Begawan Tambapetra senang putri-putrinya sudah menemukan jodohnya.

Prabu Sri Kresna, Prabu Yudhistira, Arya Wrekodara dan Arjuna mencari Dewi Kunthi, Arya Nakula, dan Arya Sadewa, yang masih belum kembali. Pada saat itulah datanglah Kalanjaya dan Kalantaka sehingga terjadi pertempuran seru. Kekuatan mereka terdesak, lalu datang rombongan Nakula, Sadewa beserta isteri mereka. Arya Sadewa berdoa kepada Yang Mah Kuasa lalu menyentuh dahi kedua raksasa itu. Terjadi keajaiban, akhirnya kedua raksasa tumbang tak berdaya lalu berubah ujud sebagai wujud asal mereka, yakni Gandarwa Citragada dan Citrasena. Para Pandawa gembira dengan kesembuhan Dewi Kunthi. Namun Prabu Sri Kresna merasa ada tanda alam tidak baik dan arahnya dari kerajaannya sendiri. Prabu Sri Kresna bergegas pergi untuk menyelesaikan konflik di sana.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar