Hai semua pembaca dan penikmat kisah pewayangan, kisah kali ini mengisahkan pernikahan Abimanyu yang kedua kali dengan Dewi Utari. Di kisah ini juga diceritakan gugurnya Arya Kalabendana karena tidak sengaja ditampar oleh Gatotkaca dan Irawan yang diserang pasukan dari negeri Pagaralun. Kisah ini mengambil sumber dari https://wayang.wordpress.com/2006/10/24/gendreh- kemasan/ dan https://wayang.wordpress.com/2010/03/11/kala-bendana-gugur/
Setelah Pandawa
mendirikan Kadipaten Upalawaya dan Prabu Yudhistira dilantik oleh Prabu
Matswapati sendiri, sang raja sekeluarga masih merasa prihatin dan merasa
bersalah. Maka demi memperbaiki hubungan, Dewi Utari akan dinikahkan dengan
Arjuna. Namun Dewi Utari sudah kadung menganggap guru sekaligus cucunya itu
sebagai ayah sendiri. Arjuna lau menceritakan tentang salah satu putranya yakni
Bambang Gendreh Kemasan, bahkan menunjukkan lukisan wajah Gendreh Kemasan yang
tampan. Seketika Dewi Utari kepincut dan jatuh hati minta dinikahkan oleh Gendreh
Kemasan. Arjuna mengiyakan saja. Ia lalu segera membawa kabar ke Dwarawati.
Di Dwarawati, Abimanyu
baru saja pulang dari Upalawaya setelah peresmian istana baru para pandawa.
lalu Prabu Sri Kresna mendatangi Abimanyu. Dia berkata “Abimanyu, baik kau
bersiap ke Wirata.” “memangnya kenapa aku harus ke Wirata? Aku baru saja ingin
ke kamar dinda Siti Sundari.” Prabu Sri Kresna berkata lagi “Saat ini ayah dan
para pamanmu ada di Wirata untuk membahas sesuatu yang penting. Mereka membahas
tentang pernikahan Dewi Utari, putri bungsu eyang Matswapati.”Abimanyu lalu
bertanya “lalu apa hubungannya itu denganku, paman?” Prabu Sri Kresna
menjelaskan “Menurut kabar yang telah
sampai ke telingaku, bahwa yang akan menikahi Dewi Utari adalah Gendreh Kemasan”
Abimanyu pun bertanya siapakah Gendreh Kemasan itu. Prabu Sri Kresna
menjelaskan bahwa Gendreh Kemasan ialah orang yang beraura seperti pande emas
(kemasan). Dia yang bisa mengeluarkan emas dari bongkahan batu, kiasan untuk orang
yang memanggul amanat dari wahyu
Cakraningrat. Abimanyu seketika paham maksud sang paman. Orang yang dimaksud
sebagai Gendreh Kemasan adalah Abimanyu sendiri. Abimanyu pun segera bersiap.
Di saat menunggu Abimanyu bersiap, Prabu Sri Kresna juga sebenarnya paham jika kabar ini adalah undangan untuk
menentukan tanggal pernikahan Dewi Utari dan Abimanyu yang artinya pernikahan
mereka akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Maka agar Siti Sundari selaku
isteri pertama Abimanyu tidak sakit hati, ia menyarankan agar keponakannya itu
berangkat sendiri ke Wirata. Anakku, kau ke Wirata duluan saja. Aku akan
menyusul.” “lholho paman, aku kan juga harus minta izin dulu pada Siti Sundari
untuk menikah lagi.” Prabu Sri Kresna menyarankan Abimanyu untuk segera menuju
ke Wirata “sudah, Abimanyu, kau berangkat saja dulu. Urusan izin dari Siti
Sundari, biarlah aku sebagai ayahnya yang menyelesaikan." Abimanyu tidak
bisa berkata-kata lagi. Maka ia berangkat dengan hati yang kepikiran.
Singkat saja, Abimanyu berangkat. Di tengah jalan, ia bertemu sepupunya yakni Prabu Gatotkaca dan ibunya, Dewi Arimbi. Tujuan mereka sama yakni ke Wirata untuk acara lamaran Abimanyu. Tanpa banyak waktu, mereka segera pergi bersama-sama.
Abimanyu bersumpah palsu di hadapan Utari |
Di istana Dwarawati, Dewi
Siti Sundari sedang memikirkan suaminya, Abimanyu yang akan menikah lagi.
" Hah.....kakanda. Kau tega sekali. Aku tidak akan marah karena kau
menikah lagi, yang aku sesali kenapa kau malah pergi diam-diam tidak minta izin
padaku?" gumam putri Prabu Sri Kresna itu. Datang paman Prabu Gatotkaca,
yakni Arya Kalabendana. Ia mendengar keluh kesah isteri dari sepupu
keponakannya itu. Dengan gaya bicaranya yang lugu ia berkata " anakku, ayo
paman antar ke Wirata. Mau bagaimanapun kamu istri pertama Abimanyu. Mari kita
pergi." Siti Sundari pun digendong oleh Kalabendana dan terbang menuju
negeri Wirata. Agar tidak ketahuan, Arya Kalabendana membuat Dewi Sitisundari
tidak kelihatan dengan aji Panglimunan.
Singkat cerita, Abimanyu
bertemu dengan Utari. Di mata sang putri bungsu Prabu Matswapati, Abimanyu terlihat
seperti seorang Kemasan (pandai emas) yang membawa sebongkah emas murni. Begitu
juga Abimanyu, di matanya Dewi Utari seperti bidadari memakai segala perhaiasan
emas, perak dan permata yang indah-indah. Keduanya langsung saling jatuh hati
dan setelah ditanyai para Pandawa dan Prabu Matswapati, Abimanyu dan Utari
sepakat bersedia menikah bahkan sudah menetapkan akad nikah harus secepatnya. Setelah
kedatangan Abimanyu ke Wirata, tiga hari kemudian, akad pernikahan antara
Abimanyu dan Utari pun digelar....Abimanyu mengalungkan kalung Bunga ke leher
Utari, begitu juga Utari mengalungkan juga kalung bunganya di leher Abimanyu.
Setelah prosesi akad nikah selesai, Abimanyu dan Dewi Utari berjalan di taman
istana. Di sana Dewi Utari bertanya kepada Abimanyu tentang ketulusan cintanya.
Abimanyu yang juga jatuh cinta pada Utari mengutarakan ketulusannya. Dewi Utari
masih ragu apakah calon suaminya orang jujur atau tidak. Apa dia sudah meminta
izin kepada Siti Sundari selaku isteri pertamanya karena ia pernah dengar dari
calon mertuanya itu bila Abimanyu si Gendreh Kemasan sudah menikah dengan sang
putri Prabu Sri Kresna itu. Maka ia bertanya untuk memastikan "kakanda,
aku mau bertanya." Abimanyu berkata " Tanyakan apapun yang nini ingin
tanyakan." Dewi Utari lalu bertanya " kakanda, apa kau masih perjaka
atau udah menikah?" Jika sudah menikah, sudahkah kakanda minta izin istri
pertama?" Abimanyu tercekat dengan jawaban itu. Lalu datang Arya
Kalabendana, paman Gatotkaca menceritakan bahwa Abimanyu sudah beristri.
Gatotkaca yang kebetulan ada disitu marah sekali dan menyeret pamannya ke tempat
lain. Setelah kepergian Gatotkaca dan pamannya, Abimanyu jadi serbasalah. Utari
dapat membaca gelagat jika calon suaminya hendak berbohong. Ia meminta Abimanyu
untuk jujur. Abimanyu yang didesak malah melakukan sumpah palsu "Nini, apa
yang dikatakan paman Kalabendana tidak benar. Aku masih perjaka. Jika aku
bohong, biarlah Yang Maha Kuasa menghukumku. Aku bersedia tubuhku diranjap,
ditembaki, dan dihantam banyak senjata jika aku berdusta!" jedar
jedar....sumpah palsu penuh tipu daya itu di dengar para dewa. Pertanda hal itu
akan jadi kenyataan nanti. Dewi Utari menangis karena calon suaminya itu tidak
jujur malah bersumpah palsu. Lalu Dewi Siti sundari muncul di hadapan Abimanyu
dan Utari. Ia menampar suaminya "kakang tega! Kakang sudah tidak jujur!
" Dewi Utari lalu bersujud di hadapan Dewi Siti Sundari. " Ampun
kakang mbok....aku yang bersalah....aku yang sudah meminta kakanda Abimanyu
untuk jujur. Tolong maafkan aku." Dewi Siti Sundari segera mengangkat
calon madunya untuk berdiri dan berkata " Ni Utari....jangan begitu....
kau tidak perlu minta maaf ... Ini bukan salahmu....mungkin takdir kita yang
seperti ini. Pernikahan kita ini telah ditetapkan para dewa dengan noda tipu
daya." Abimanyu hanya menunduk malu.
Di sisi lain taman istana, Prabu Gatotkaca bertengkar dengan Kalabendana. Ia memarahi pamannya kerena memberitahu kan hal yang seharusnya rahasia adik sepupunya itu. Kalabendana berkata bahwa rahasia itu menyangkut harga diri Siti Sundari. Prabu Gatotkaca makin marah lalu menampar pamannya itu. Dia lupa bahwa ia masih mematrapkan Aji Brajamusthi. Pukulannya sangat keras sehingga Kalabendana terlempar dan kepalanya membentur batu. Pamannya itu tergelatak sekarat tak berdaya. Prabu Gatotkaca segera mendatangi sang paman dan memeluknya "paman maafkan aku.....tolong ampuni aku. Aku khilaf, aku sudah berbuat dosa. Paman bertahanlah...pelayan...cepat pangil tabib! Cepat!" Kalabendana memegang pipi keponakan tersayangnya. " Anakku.. sudahlah...jangan sedih. Jangan kau sesali...Mungkin begini caraku...untuk menghadap Hyang Widhi.....tapi aku tidak ingin mati begini tanpa keponakanku tercinta.....Ahhh Hyang Widhi mengabulkan doaku....aku akan menunggumu." Tak lama, badan Kalabendana dingin. Hela nafasnya sudah berhenti begitu juga detak jantungnya. Kalabendana pun meninggal. Prabu Gatotkaca hanya bisa menangisi kepergian pamannya itu. Ia hanya bermaksud menutup mulut pamannya tapi malah ia menutup usia pamannya dengan cara yang tidak ksatria. " Paman....bangun paman! ...Ampuni aku paman....tolong bangun paman!!!...." Tangisan Gatotkaca menyayat hati terdengar ke segala penjuru istana. Para Pandawa, Prabu Matswapati sekeluarga, dan semua orang berkumpul. Abimanyu, Dewi Siti Sundari, dan Dewi Utari yang baru datang langsung memalingkan muka tak mampu menahan pemandangan yang terjadi.
Kalabendana Gugur |
Kabar kematian
Kalabendana pun terdengar ke telinga Irawan. Ia akan pergi ke acara berkabung.
Di tengah jalan ia dicegat oleh Ditya Lembusana, panglima kepercayaan
Jatagimbal, raja Pageralun yang pernah dibunuh Arjuna. Ia diserang dan terkena
senjata namun ia sempat mengalahkan Ditya Lembusana. Setelah mengalahkan
Lembusana, Irawan menjadi lemas karena senjata Lembusana beracun. Irawan segera
berlari menuju istana Wirata. Di tengah suasana yang masih berkabung, Irawan
datang dengan tubuh sudah berlumuran darah. Arjuna dan Dewi Ulupi segera
menggendong putranya itu. Setelah diperiksa oleh Nakula dan Sadewa, Irawan
didiagnosis keracunan darah namun untungnya dapat disembuhkan. Ia harus
istirahat total selama dua sasih (dua bulan) dan itu artinya Irawan tidak boleh
ikut perang Bharatayudha. Irawan kadung kecewa " tunggu ayah! Ibu! Jangan
seperti ini. Aku datang juga ingin menunjukkan darmabakti ku. Ayah, jangan
anaktirikan aku. Ayah tolong pikirkan lagi." Arjuna mendekati putranya itu
" Irawan tolong mengertilah. Ayah senang Irawan mau melakukan darmabakti
sebesar ini. Tapi yang paling penting bagi ayah adalah kesehatanmu. " Dewi
Ulupi lalu berkatap pada putranya itu "Irawan, dengarkan kata ayahmu. Ini
demi kebaikanmu. Lagipula untuk berperang harus sehat jasmani rohani."
Irawan pun diam. Ia bisa ditenangkan untuk saat ini. Dewi Titisari datang lalu
menyampaikan sebuah pesan dari Nakula dan Sadewa untuk menemuinya. Arjuna dan
Ulupi masih risau dengan Irawan. Dewi Titisari menenangkan mertuanya itu.
" ayah! Ibu! Jangan khawatir... Penuhi pesan dari paman Nakula dan Sadewa.
Biar aku yang jaga kakanda Irawan." Di ruang tengah, Nakula dan Sadewa
bertemu dengan Arjuna dan Ulupi. Mereka mewanti-wanti agar Irawan dijaga dan
jangan sampai lengah. Sadewa sadar sifat Irawan mirip sekali dengan ayahnya
yang tidak suka dikekang atau dibatasi. Makanya ia berani berkata demikian
kepada isteri dan orang tua Irawan.
Setelah tujuh hari
berkabung, Prabu Sri Kresna datang ke
Wirata menanyakan kapan resepsi pernikahan Abimanyu dan Utari, sebab Siti
Sundari sudah menerima izin dari Utari tempo hari. Arjuna berkata segera bahkan
kalau bisa dua hari lagi akan digelar. Prabu Sri Kresna setuju. Dua hari
kemudian, resepsi pernikahan Abimanyu dan Utari digelar meriah. Abimanyu duduk
bersanding dengan dua isterinya yang cantik-cantik itu. Saudara-mara,
kakak-adik, sepupu, semua datang tanpa kecuali. Putera-puteri Nakula dan Sadewa
yang telah lama terpisah yakni adipati Pramusinta-Dewi Rayungwulan dan adipati
Sabekti-Pramuwati datang juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar