Selasa, 06 Juni 2023

Warsakusuma Krama (Bambang Danasalira)

 Hai semua penikmat dan pembaca kisah pewayangan, kali ini penulis akan mengisahkan pernikahan Arya Warsakusuma, putra Adipati Karna dengan Dewi Lesmanawati, putri Prabu Duryudhana. Rencana pernikahan ini kacau dan hampir dibatalkan dengan kemunculan Bambang Danasalira, putra Arjuna dari Dewi Renggawati yang hampir mati kerna ditikam Adipati Karna. Kisah ini mengambil sumber dari blog albumkisahwayang.blogspot.com dan tokohpewayanganjawa.blogspot.com.

Pada suatu ketika, Dewi Lesmanawati, putri bungsu Prabu Duryudhana sudah beranjak dewasa. Sudah saatnya ia untuk menikah. Lalu datanglah Adipati Karna dan mengutarakan niatnya untuk  yang ingin berbesan dengan sang raja Hastinapura itu. "Ampun, adhi prabu, kedatanagn sahabatmu ini punya niat baik. Aku ingin menjodohkan Warsakusuma, putraku yang nomor dua dengan ananda Dewi Lesmanawati." Patih Sengkuni meremehkan Adipati Karna yang hanya seorang adipati, raja bawahan Hastinapura dan lagi ia kakak seibu dari tiga Pandawa yakni Prabu Yudhistira, Arya Wrekodara, dan Arjuna. Hal itu juga berarti ia adalah kakak dari musuh besar para Kurawa. Prabu Duryudhana marah mendengar sahabatnya itu direndahkan demikian. “Paman, cukup! Yang ingin menikah itu putra dan putri kami tapi kenapa paman yang repot. Ini masalah internal antar keluarga inti.” Prabu Duryudhana lalu memanggil putrinya apakah dia mau menikah dengan Warsakusuma. Dewi Lesmanawati berkata "ampun rama prabu dan pamanda adipati, hamba tak bisa menjawabnya sekarang. Hamba sangatlah terkesan dengan kisah pamanda Arjuna mendapatkan Bale Kencana Saka Domas saat menikahi bibi Sumbadra. Putri negeri kecil ini hanya ingin kakanda Warsakusuma bisa membawakanku Bale Kencana Saka Domas sebagai tempat pelaminan kita nanti." Adipati Karna merasa ini adalah permintaan yang berat. Tapi ia akan mengusahakan untuk mendapat Bale Kencana Saka Domas itu. Adipati Karna segera pulang ke Awangga. singkat cerita, undangan pernikahan pun disebar oleh  Patih Hadimanggala. Para Pandawa turut mendapat undangan berbahagia dengan kabar gembira itu, lebih-lebih Dewi Kunthi mendengar cucunya dari Adipati Karna akan segera menikah juga. Dewi Kunthi ingin menebus semua dosa-dosanya kepada putra sulungnya itu dengan memberikan restu kepada sang cucu.

Di tempat lain, seorang pemuda dengan tubuh ramping datang ke Pringgondani. Para pengawal kerajaan menduga ia mata-mata. Terjadilah perkelahian namun hal itu berhasil dilerai oleh Gatotkaca dan Dewi Arimbi selaku Maharani negara itu. Pemuda itu ditanyai darimana asalnya dan apa keperluannya datang ke Pringgondani. Pemuda itu menceritakan asal usulnya. "ampun gusti maharani, aku Bambang Saptarengga, putra Arjuna dengan Dewi Renggawati dari Desa Jatiwedha. Aku mengetahui asal-usulku dari kakekku yang kini sudah meninggal. Aku hendak menuju Amarta untuk mengabdi kepada sang ayah tapi malah kesasar ke sini." Dewi Arimbi dan Radèn Gatotkaca mempersilahkannya untuk tinggal di Pringgondani. Dewi Arimbi lalu mengganti nama putra Arjuna itu menjadi Bambang Danasalira dan diangkat sebagai anaknya.

Bambang Danasalira bertemu Arimbi dan Gatotkaca
Bambang Danasalira bahagia mendengarnya. Tapi ia begitu rindu pada ayahnya. Bambang Danasalira lalu mohon pamit untuk melanjutkan perjalanan menuju Kerajaan Amarta. Dewi Arimbi berkata "anakku, tidak perlu kamu melakukan itu, karena Arjuna dan para Pandawa lainnya saat ini sedang berada di Kadipaten Awangga untuk menghadiri pernikahan putra Adipati Karna. Sebaiknya ananda menunggu saja di sini sampai mereka kembali." Gatotkaca lalu memohon pamit untuk menyertai ayahnya ke pernikahan sepupunya itu.

Di Kadipaten Awangga, Adipati Karna dihadap Dewi Wrusali, Dewi Srutikanti, dan kedua putranya yakni Warsasena dan Warsakusuma menerima kedatangan Dewi Kunthi, Prabu Yudhisthira, Arya Wrekodara, Arjuna, Raden Antareja, dan Radèn Gatotkaca. Adipati Karna bercerita tentang Dewi Lesmanawati yang meminta Bale Kencana Saka Domas untuk pelaminan pernikahannya. Adipati Karna ragu bisa membawakan hal itu karena Bale Kencana Saka Domas ada di tangan Resi Hanoman. Dewi Kunthi menyabarkan putra sulungnya itu dan meminta Gatotkaca bernegosiasi dengan Hanoman mau meminjamkan bale-bale itu. Maka berangkatlah Warsakusuma dan Gatotkaca menuju gunung Kandalisadha. Sesampainya di sana, Resi Hanoman terlihat setengah enggan untuk meminjamkan Bale Kencana Saka Domas karena kepikiran peristiwa di gunung Kutharunggu waktu itu. Hanoman gagal mati lebih cepat karena menangkap panah Kontawijaya. Namun Arya Warsakusuma memohon dengan sangat "ampun eyang resi.....aku sebagai wakil ayahku meminta maaf soal peristiwa di Kutharunggu, tapi itu semua adalah jalan takdir.....aku mohon maafkanlah ayahandaku dan tolong pinjamkan sehari saja Bale Kencana Saka Domas itu. Aku janji besok akan ku kembalikan. Aku putra Adipati Karna yang tidak pernah mengingkari janjinya." Lama-lama luluh juga hati Resi Hanoman. Ia meminjamkan Bale Kencana Saka Domas yang secara ajaib tersimpan di dalam sebuah kotak kecil. Arya Warsakusuma berterima kasih atas kelapangan hati Hanoman. Ia dan Gatotkaca mohon diri untuk segera kembali. Hanoman menawarkan diri untuk ikut ke pernikahan Warsakusuma. Mereka pun berangkat menuju ke Hastinapura.

Di Pringgondani, rupanya Bambang Danasalira merasa jenuh dan ingin sekali jumpa dengan ayahnya. Maka ia diam-diam minggat dari Pringgondani bertolak menuju ke Awangga, tempat ayahnya sekarang berada. Dasar nasibnya yang memang lagi apes, Danasalira malah kesasar lagi ke Hastinapura. Bagaikan masuk kandang macan kondisinya saat itu. Namun dengan tenang, ia bisa keluar masuk istana. Lalu ia masuk ke kaputren. Di sana ia mendapati Dewi Lesmanawati sedang duduk termangu menanti kedatangan Warsakusuma. Dasar anak Arjuna, dia mendekat dan berkenalan. Dengan gaya nakal dan kata-kata manisnya, ia merayu Dewi Lesmanawati. Kedua muda mudi itu lalu berkencan di dalam bangsal kaputren. Namun kakak Lesmanawati yakni Lesmana Mandrakumara mendapati adiknya bermesraan dengan pria lain. Ia melabraknya " Hei.....Sedang Apa Kau Dengan Adikku?" Bambang Danasalira ganti melabrak Lesmana Mandrakumara " apa masalahmu?.....kau siapanya dia? Ngaku-ngaku kakaknya dinda Lesmanawati. Kau itu lebih pantas sebagai pelayannya" Lesmana Mandrakumara marah karena diremehkan. Ia pun menghajar Danasalira. Namun karena kalah sakti, Lesmana Mandrakumara jadi kalang kabut, kewalahan menghadapinya. Ia segera memanggil para Kurawa.

Arya Dursasana dan adik-adiknya segera berangkat untuk meringkus si penyusup. Sesampainya di kaputren, mereka segera mengepung Bambang Danasalira dan bertanya dari mana asal usul pemuda itu. Bambang Danasalira menjawab terus terang "aku Bambang Danasalira, putra Arjuna dengan Dewi Renggawati." Para Kurawa marah-marah karena pihak Pandawa ada di balik kejadian ini. Mereka pun maju mengeroyok Bambang Danasalira, namun pemuda itu dengan lincah dapat meloloskan diri. Arya Dursasana dan adik-adiknya segera mengejar Bambang Danasalira, kecuali Raden Srutayu yang diperintahkan untuk melaporkan hal ini kepada Adipati Karna yang sedang bersama para Pandawa di Kadipaten Awangga. Singkat cerita, Raden Srutayu bertemu dengan rombongan Adipati Karna dan para Pandawa menuju ke Hastinapura. Dia memberitahukan segala yang terjadi di Hastinapura. Adipati Karna marah kepada adiknya " Adhi.....Kau Ajarkan Apa Pada Anakmu .....Anakmu Benar-benar Tidak punya Tata Krama?" Arjuna kaget lalu membela diri " Kakang Bicara apa? Kau Percaya begitu Saja pada Srutayu...Aku Tidak Punya Anak dari Renggawati bernama Danasalira tapi Saptarengga." Dewi Kunthi segera menyudahi perdebatan itu. Adipati Karna pun meminta Arjuna membuktikan ucapannya dengan menangkap pemuda itu. Arjuna menyanggupi dan segera melesat pergi mengejar si penyusup. Sepertinya memang sudah suratan takdir, Raden Arjuna langsung bertemu Bambang Danasalira. Begitu mengetahui nama pria yang hendak menangkapnya itu, Bambang Danasalira segera berlutut menyembah dan memanggil ayah kepada Raden Arjuna " ramanda Arjuna...akhirnya aku berjumpa denganmu. aku ini....." Tapi Arjuna tidak percaya dan menuduh Bambang Danasalira mengaku-ngaku sebagai keturunan Pandawa." Tidak usah pura-pura.....kau mengaku aku sebagai anakku...sekarang kau hendak melecehkan Lesmanawati. Tidak semudah itu kau coreng namaku.....ku tangkap kau!"! Ia pun menangkap pemuda itu dan menghadapkannya kepada Adipati Karna. Adipati Karna senang melihat keberhasilan Arjuna. Mereka lalu bersama-sama menuju Kerajaan Hastinapura dengan membawa Bambang Danasalira dalam keadaan terikat.

Sesampainya di Hastinapura, rombongan dari Awangga itu pun disambut Prabu Duryudhana. Melihat Bambang Danasalira sudah tertangkap, Prabu Duryudhana segera menanyai asal usul pemuda itu. " Hei pemuda tidak tahu diri.....siapa kau sebenarnya...kau berani mengaku sebagai anak dari para Pandawa....ayo bicaralah!!!" Bambang Danasalira mengakui yang sebenarnya" Harus ke beritahu berapa kali....aku benar-benar putra Raden Arjuna." Namun, Arjuna menjawab "otakmu itu waras atau tidak? Aku tidak punya anak bernama Danasalira. Sudah, jangan mengaku-aku sebagai anakku. Akui saja dirimu yang sebenarnya." Bambang Danasalira kecewa dengan sikap ayahnya. Ia berontak namun berhasil ditahan oleh para Kurawa. Dewi Kunthi tidak tega dengan nasib Danasalira memohon “putraku Arjuna, sekali saja tolong dengarkan pemuda itu. Siapa tau dia benar, anakku.” Hati Arjuna menjadi ragu dan bimbang. Situasi sudah semakin keruh dan panas, Adipati Karna kehilangan kesabaran. Terlebih lagi Danasalira terus berontak dan berteriak kalau dia memang anak Arjuna. Karena sudah sangat kacau pikirannya, tanpa pikir paanjang lagi Adipati Karna menghunus Keris Kaladite dan menikam dada pemuda itu hingga tewas seketika. Semuanya menjadi hening. Pandawa dan Kurawa terdiam membisu. Dewi Kunthi begitu syok melihat tindakan gegabah putra sulungnya itu. Tanpa peradilan, langsung dihukum mati begitu saja. Pada saat Bambang Danasalira roboh bersimbah darah, tiba-tiba Arjuna merasa gemetar. Jangan-jangan pemuda itu adalah benar putranya. Namun, semuanya sudah terlambat karena Bambang Danasalira telah tewas.

Tak lama kemudian, datang Warsakusuma dan Gatotkaca ke Hastinapura kembali dari Gunung Kandalisadha. Mereka berhasil meminjam Bale Kencana Saka Domas. Namun, mereka terkejut...bukan karena rombongan dari Awangga telah tiba dengan penuh sukacita tapi sebuah pemandangan mengerikan yang terpampang di depan mata mereka. Seorang pemuda tewas ditikam oleh Adipati Karna.

Bambang Danasalira ditikam Adipati Karna
Dewi Lesmanawati yang kebetulan ada di sana menangis melihat pemandangan semengerikan dan tak bermoral itu sementara Dewi Kunthi terlihat terduduk lemas, masih syok melihat putra sulungnya melakukan tindakan main hakim sendiri itu. Arya Warsakusuma memeluk kekasihnya itu untuk menenangkannya sementara Dewi Kunthi dipeluk Arya Wrekodara. Arya Warsakusuma lalu marah-marah kepada ayahnya “ayahanda! Kau sudah semena-mena! sudah berbuat seenaknya! Ayahanda gegabah! Membunuh seorang yang bersalah tanpa peradilan yang benar.” Gatotkaca segera turun dan mengenali pemuda yang ditikam itu yang tak lain ialah Bambang Danasalira. Ia pun menangis sejadi-jadinya dan segera menggendong jasad adik angkatnya itu kemudian dibawanya terbang pulang menuju Pringgadani. Namun ia dihalangi Resi Hanoman yang mengikuti mereka. Sang Resi segera mengoleskan daun ajaib Mahasandilata yang dulu pernah ia gunakan saat Sri Rama dan Lesmana Widagda mati suri karena pengaruh Aji Sirep Meganandha. Begitu diolesi, seketika luka pada dada Bambang Danasalira tertutup dan seketika, kesadarannya perlahan mulai kembali. Arjuna bertanya dengan raut wajah tak mengerti "Gatotkaca, kenapa kau sampai menangis begitu anak muda ini tewas dan langsung menggendongnya." Raden Gatotkaca pun menceritakan semuanya dari awal hingga akhir, "paman, dinda Danasalira memang nama aslinya itu Bambang Saptarengga. Ibuku yang mengganti namanya supaya mirip dengan julukanmu, Dananjaya. Dia kemari karena mencarimu." Arjuna menyesal telah meringkus anaknya sendiri. Dewi Kunthi bersyukur karena cucunya bisa dihidupkan kembali. Arjuna dan Dewi Kunthi pun memeluk Bambang Danasalira dan berterima kasih kepada Resi Hanoman karena telah menghidupkan kembali putranya. Arjuna gantian marah-marah dengan Adipati Karna. “kakang benar-benaar tak punya hati! Gara-gara ulahmu, kakang jadi pembunuh putraku!” Adipati Karna naik pitam dan balik membela diri “Kau seenaknya bicara, Arjuna! Aku melakukan ini untuk menghukum pria hidung belang!” Makin marahlah Arjuna karena anaknya dikatai sebagai hidung belang. Arjuna pun pergi meninggalkan Hastinapura bersama Resi Hanoman, Gatotkaca, dan Danasalira. Ia tak peduli lagi dengan pernikahan Warsakusuma. Dewi Kunthi berusaha menyabarkan dua putranya namun antara Karna dan Arjuna sudah diliputi ego masing-masing. Karna tetap keras hati sementara Arjuna kadung sakit hati maka mereka pun  tetap pergi dan tak berdamai.

Arya Warsakusuma mengurung diri di kamar calon mempelai, tidak bersedia menikah dengan Lesmanawati apabila ayahnya tidak segera minta maaf kepada Danasalira. Begitupun Lesmanawati, ia tidak sudi menikah sampai calon mertuanya itu datang dan meminta maaf kepada Arjuna dan Danasalira. Prabu Duryudhana segera menyuruh sahabatnya itu ke Madukara. Ia takut kalau nanti mendapat malu karena gagal menikahkan putrinya. Datanglah Adipati Karna ke hadapan Arjuna dan Danasalira. Ia dengan segala kerendahan hati dan sampai bersujud meminta maaf atas kesalahpahaman yang terjadi. Arjuna masih marah tapi ditahan oleh putranya. Bambang Danasalira menyuruh pamannya itu untuk mengangkat wajahnya dan ia berkata "Aku memaafkan paman. Justru aku yang harusnya minta maaf. Aku sudah bertindak seenaknya dengan berkencan dengan dinda Lesmanawati." Keduanya saling berpelukan tanda bermaafan. Adipati Karna mempersilakan Danasalira untuk datang ke pernikahan Warsakusuma namun ketika Danasalira hendak mengajak Arjuna, ia berkata "kau saja yang pergi....rama sedang tidak enak badan. Berikan salam dan selamatku pada Warsakusuma."

Singkat cerita, setelah meminta maaf dengan Bambang Danasalira, Arya Warsakusuma bersedia melanjutkan pernikahannya. Begitu semua orang sudah di halaman keraton Hastinapura, Bale Kencana Saka Domas pun dikeluarkan oleh Arya Warsakusuma. Seketika pelaminan itu langsung terhampar dan berdiri dengan megah lengkap dengan segala dekorasi dan bunga-bunganya. Dewi Lesmanawati gembira bisa mewujudkan keinginannya. Tapi ia merasa sayang karena pamannya, Arjuna justru tidak datang. Namun Lesmanawati paham kalau pamannya itu perlu waktu untuk bisa memaafkan perlakuan sang mertua. Pernikahan antara Warsakusuma dan Lesmanawati pun digelar selama tujuh hari tujuh malam.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar