Senin, 27 Maret 2023

Gatotkaca Gandrung

 Hai para pembaca dan penikmat wayang sekalian, semoga berbahagia. Kali ini, penulis akan mengisahkan kisah cinta dari Gatotkaca dan Pergiwa yang mendapat tentangan dari kedua belah pihak orang tua mereka karena adanya pihak ketiga yang mencoba menghentikan kisah cinta mereka. Sumber dari kisah ini berasal dari blog albumkisahwayang.blogsopt.com, caritawayang.blogspot.com, dan dari tulisan di grup facebook.

Arjuna dihadap kakaknya, Wrekodara beserta istrinya Dewi Arimbi. Di sana turut hadir para isteri Arjuna yakni Dewi Sumbadra, Larasati, Endang Sulastri, Dewi Ratri, Dewi Manuhara, dan Dewi Srikandhi juga Abimanyu membahas rancangan pernikahan Gatotkaca dengan Pergiwa. Persiapan sudah dibuat di Madukara dan Pringgandani. Undangan telah disebarkan. Bahkan Prabu Kresna sudah mengundang Resi Hanoman Mayangkara untuk turut hadir. Namun tiba-tiba datang Begawan Dorna dan Patih Arya Sengkuni. Mereka menyediakan seserahan lamaran dari Raden Lesmana Mandrakumara yang juga kepincut hati kepada Pergiwa. “anakku Arjuna, mohon terimalah seserahan ini. Kami mewakili kakandamu Prabu Duryudhana, hendak melamarkan putranya, Lesmana Mandrakumara dengan Pergiwa, putrimu.”  Arjuna kaget mendengarnya. Tanpa pikir panjang, Arjuna menerima seserahan itu dan berkata “guru dan paman sebaiknya menunggu di wisma tamu. Aku akan berpikir dulu apa keputusanku.” Sebelum mereka pergi, Arjuna sempat memakan makanan yang ditawarkan Begawan Dorna. Sekepergian mereka, Arya Wrekodara memberikan pendapatnya “ Jlamprong, aku tidak setuju kau menerima pinangan dari guru. Ini acara sudah dekat hari-H. Lalu Gatotkaca kau anggap apa?”  Namun tiada angin tiada hujan, Arjuna tiba-tiba naik darah karena yang menikah itu putrinya, suka-suka dia harus menikah dengan siapa. Malah ia dengan lantangnya, pernikahan Pergiwa dan Gatotkaca dibatalkan saja. Arya Wrekodara marah dan berlalu pergi meninggalkan istana Madukara. Para isteri Arjuna dan Raden Abimanyu kaget dengan sikap Arjuna yang sepihak membatalkan pernikahan.

Di Jodipati, Gatotkaca menyambut kepulangan ayah ibunya. Arya Wrekodara dengan anda berang berkata "Gatotkaca, lebih baik batalkan niatmu menikah dengan Pergiwa. Pamanmu, Jlamprong membatalkan pernikahanmu dan mau menikahkannya dengan Lesmana Mandrakumara." Seakan tersambar petir di siang bolong, hati Gatotkaca remuk redam. Patah hatinya, hancur sukmanya. Bersamaan dengan itu datanglah Resi Hanoman Mayangkara mengunjungi saudara tunggal Bayu nya. Sang resi kera putih itu mendengar ada ribut-ribut berusaha mendamaikan saudaranya itu dengan Gatotkaca. “adhi Bhima, jangan keburu nafsu. Mungkin ada alasan di balik ini semua.” Gatotkaca sendiri juga berusaha membujuk ayahnya untuk membantunya. Kadung marah dengan Arjuna, Arya Wrekodara malah menunjukan sikap masa bodoh dan malah mengusir Gatotkaca dan Resi Hanoman. Makin hancur berkeping keping hati Gatotkaca. Sudah pernikahannya dibatalkan, sekarang ia diusir dari rumahnya.

Walaupun di tenangkan oleh Resi Hanoman, gatotkaca justru mengusir sang kera putih. Gatotkaca benar-benar patah hati. Pikirannya dilanda gandrung. “duh...dinda Pergiwa....aku tidak sanggup harus berpisah bahkan sebelum kita dipertemukan dalam pernikahan.....Mati sajalah aku daripada menanggung derita cinta ini.” Gatotkaca lalu melesat terbang ke angkasa seperti burung yang mabuk. Terbang kesana-sini menabrakkan diri ke batu, gunung, dan bukit. Gatotkaca hendak mengakhiri hidupnya. Namun bukannya mati malah benda-benda yang ditabrak Gatotkaca hancur lebur. Gunung jugrug, bukit longsor, pohon tumbang, batu juga pecah ditabrak Gatotkaca. Merasa sudah putus asa, maka Gatotkaca coba gantung diri tapi malah talinya yang putus. Gagal gantung diri, ia lompat ke sungai tapi malah dia yang ngambang. Karena semua hal gagal, ia menonjok dan menyayat tubuhnya mencoba menyakiti dirinya sendiri disertai derai tangis menganak sungai. Lalu datang suara tawa renyah dari balik pohon. Rupanya itu suara Prabu Kresna dan adik Gatotkaca, Antasena. Mereka dipanggil oleh Hanoman agar bisa memberikan solusi pada masalah Gatotkaca. Antasena dengan lagak polosnya mengejek kakaknya "hahahaha.... Kakang ini cengeng. Masa karena perempuan, kakang jadi selemah ini? Masih banyak gadis cantik selain adhi Pergiwa, kakang." Mendengar perkataan itu, Gatotkaca marah lalu menarik pakaian Antasena " Kurang ajar! Antasena! kamu tau apa soal cinta? Kau tidak akan paham masalah kakangmu ini. Tidak ada orang lain di hatiku yang bisa menggantikan cintaku sama Pergiwa. Antasena dengan tenang menurunkan diri dari cengkraman Gatotkaca lalu berkata “makanya, kakang. Eyang Hanoman sudah manggil aku dan uwa Kresna kemari.” Prabu Kresna lalu memberikan saran "kalau kau ingin tahu seberapa besar cintanya padamu, larikan saja dia. Seperti saat aku melarikan bibimu, Rukmini." Antasena juga memberikan semangat “kakang, cinta bisa dianggap cinta jika diperjuangkan. Jangan kalah dengan Lesmana yang manja...modal harta orang tua doang tapi gak pernah modal keberanian.” Abimanyu juga datang memberikan semangat pada kakak sepupunya itu. "benar apa kata kakang Antasena, cinta harus diperjuangkan jangan mau kalah. Menangkanlah cintamu, kakang. Aku sebagai adik dari yundha Pergiwa sudah merestui cinta kalian." Gatotkaca kembali bersemangat. Iapa yang dikatakan mereka itu harus dilakukan. Prabu Kresna lalu mengatur siasat supaya Gatotkaca dan Pergiwa bisa bertemu.

Singkat cerita, Abimanyu, Antasena, Hanoman, dan Petruk berhasil menyusupkan Gatotkaca ke keputren taman Maduganda. Di sana, Gatotkaca melihat Pergiwa menangis karena dipaksa nikah dengan Lesmana Mandrakumara yang pernah menculiknya. Gatotkaca bertanya "Dinda Pergiwa, kenapa kau menangis?” Pergiwa kaget dan menyuruh Gatotkaca untuk meninggalkan keputren.“kakanda Gatot?! Jangan kemari! Aku sedang dipingit.... kalau kau sampai ketahuan, ayah bisa marah.” Namun ia tetap di sana . Gatotkaca ingin bicara dengan Pergiwa. Akhirnya, Gatotkaca dan Pergiwa saling berbicara berbagai macam hal lalu di akhir pembicaraan itu, Gatotkaca menyatakan perasaannya “dinda, aku sangat mencintaimu... apa kau juga mencintaiku." Pergiwa takut pada sang ayah, maka ia terpaksa berbohong ‘maaf kakanda, aku telah jatuh cinta kepada Lesmana Mandrakumara dan besok aku akan jadi istrinya.” Gatotkaca sedih mendengarnya. Ia pun mohon pamit hendak bunuh diri membenturkan kepala ke arah tembok taman. Pergiwa terkejut dan segera memeluk tubuh Raden Gatotkaca dari belakang. "Hentikan kanda, aku minta maaf sudah berbohong. Aku sungguh mencintaimu sejak kita bertemu. Tapi takdir kita tidak baik. Lupakan aku dan cari wanita lain saja." Tak disangka, cinta Gatotkaca begitu mendalam dan rela bunuh diri daripada patah hati membuat luluh hati Pergiwa. Gatotkaca bahagia mendengarnya. Ia pun mengajak Pergiwa kabur “dinda, ayo kita tinggalkan Madukara. Kita menikah dan hidup di desa terpencil berdua.” Pergiwa bersedia ikut asalkan mereka tidak berpisah lagi. "Kakanda bawalah aku, hidup mati kita bersama." Gatotkaca segera menggendong sang pujaan hati dan membawanya terbang.

Gatotkaca bertemu dengan Pergiwa
Di luar Taman Maduganda, Lesmana Mandrakumara datang menyambangi Pergiwa calon istrinya. Ketika ia mencoba masuk, pangeran manja itu dihadang Petruk dan terjadi perkelahian. Lesmana melihat dari balik sudut matanya Gatotkaca sedang menggendong Pergiwa di tengah taman segera memanggil para Kurawa. “paman! Gatotkaca hendak melarikan calon isteriku.....cepat panggil paman arjuna juga...!” Para Kurawa berang dan segera menyerang taman keputren itu. Gatotkaca yang sedang terbang menggendong Pergiwa mengalahkan semua pasukan Kurawa termasuk Begawan Dorna. Begawan Dorna dan Patih Sengkuni marah maka mereka melapor pada Arjuna kalau Gatotkaca hendak melarikan Pergiwa. Arjuna murka lalu bergegas ke taman dan menyabetkan Cambuk Kyai Pamuk. Tubuh Gatotkaca terkena cambuk itu jatuh terkulai dan ia dicambuki habis-habisan. Pergiwa memohon agar ayahnya berhenti menyiksa Gatotkaca. Namun Arjuna seperti kesetanan. Putrinya juga kena cambuk. “Pergiwa! Biar Aank Wrekodara ini Paham.....Si Wrekodara itu Sudah Gagal Didik Anak...Taunya Cuma Buat Anak.” Petruk dan Antasena segera lari ke Jodipati melaporkan ini kepada sang Bhimasena.

Petruk sampai ke Jodipati dan berusaha membangunkan Arya Wrekodara, tapi dibangunkan berulang ulang tak bangun. Antasena sudah mengguyurnya pakai air setimba tak juga bangun. Pakai keributan juga tak mempan. Petruk lalu ingat kisah Kumbakarna yg bisa bangun ketika bulu kakinya dicabut. Lalu bulu kaki Wrekodara dicabut dan ia pun bangun. Diceritakan anaknya sedang dihajar Arjuna. Arya Wrekodara tenang saja sambil bilang, "ah itu tugas Arjuna sebagai paman untuk mengajari Gatotkaca tentang kebenaran." petruk jadi bingung, lalu dia bilang Gatotkaca bisa mati, sang Bhima bilang "biar saja, ngga masalah. Sudahlah jangan khawatir dengan anak itu. Dia masih manja" Petruk ga hilang akal menghadapi ketenangan Wrekodara. Dia bilang “waduh...gak bisa gitu, ndoro Bhima. Ndoro Arjuna juga sambil memaki ndoro...ndoro Arjuna mengumpat umpat dan menjelekan ndoro ketika menyiksa ndoro Gatot. Ndoro dikatai tukang buat anak...gagal didik anak...dan sebagainya...”  Langsung sang Panegak Pandawa bangkit saking marahnya segera berlari ke Madukara. Petruk ditabraknya sampai terjengkang.

Sampai di Madukara, Arya Wrekodara marah besar mendapati semuanya sudah chaos. Ia mengamuk mendapati putranya sudah dicambuk-cambuk sedemikian parah. Arya Wrekodara naik pitam, lalu memporak-porandakan para Kurawa dan menghajar Arjuna habis-habisan. “Jlamprong!!! Berani Kau Siksa Anakku......Ku Patah-Patahkan Tanganmu.” Arjuna benar-benar dibuat babak belur. Gantian Arjuna yang lari ke rombongan Amarta yg baru saja datang.

Arjuna berlindung karena dihajar Arya Wrekodara
Prabu Kresna, Prabu Yudhistira, dan Antasena mengkondisikan keadaan. Prabu Kresna menjelaskan mengapa Abimanyu, Petruk, dan Antasena melakukan semua hal ini dari merencanakan pelarian Pergiwa hingga membangunkan Wrekodara, semua demi Gatotkaca dan Pergiwa. Prabu Kresna tidak ingin Arjuna salah dalam menentukan masa depan putrinya. Prabu Kresna lalu berkata “Parta...jernihkan pikiranmu dulu sebelum membuat keputusan.” Mendadak, Arjuna kesakitan. Perutnya terasa mual sepertinya hendak mengeluarkan sesuatu dari mulutnya dan pada akhirnya, Arjuna memuntahkan semua makanan yang diterimanya dari pihak Hastinapura. Rupanya, Patih Sengkuni telah menaruh jampi-jampi di makanan itu. Arjuna pun bangun dalam keadaan linglung setengah sadar. Akhirnya Arya Wrekodara berdamai dengan Arjuna. Arjuna menyadari semua kesalahannya. Pergiwa ditanya “cah ayu, bersediakah kamu menikah dengan Gatotkaca.” Pergiwa menjawab “tentu, ramanda. Aku menerima kanda Gatotkaca dengan seluruh jiwa ragaku.”

Pihak Hastinapura kecewa dengan kegagalan mereka menjampi-jampi Arjuna. Lesmana Mandrakumara merengek-rengek, mengamuk ingin merebut Dewi Pergiwa. Namun seperti yang sebelumnya, Gatotkaca berhasil mengusirnya. Rombongan Hastinapura meradang dengan diusirnya Lesmana Mandrakumara. Mereka mengamuk hendak menghancurkan Taman maduganda. Namun mereka semua dihajar Wrekodara dan balik dengan tangan hampa ke Hastinapura. Akhirnya pernikahan Gatotkaca dengan Pergiwa tetap terlaksana. Pesta berlangsung tujuh hari tujuh malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar