Rabu, 31 Mei 2023

Prabu Danuasmara (Partajumena Krama)

 Hallo semua, penikmat dan pembaca kisah pewayangan. Kisah ini menceritakan tentang kisah perjalanan dan pernikahan Bambang Partajumena putra Prabu Sri Kresna. ia dikaruniai dua isteri yakni Dewi Mayawati dan Dewi Rukmawati alias Kusumadewati putri Arya Rukmana. Dikisahkan ia juga menjadi raja Dadapaksi bergelar Prabu Danuasmara. Kisah ini mengambil sumber dari Kitab Mahabharata karya Mpu Vyasa dan blog albumkisahwayang.blogspot.com

Alkisah, Prabu Sri Kresna dihadap lima permaisurinya, Patih Udawa, Arya Sencaki, dan Prabu Baladewa. Mereka sedang membahas Bambang Partajumena, Putra Sri Kresna dengan Dewi Rukmini yang sampai saat ini belum pulang ke Dwarawati. Padahal sebentar lagi akan diadakan sayembara Dewi Rukmawati (Kusumadewati), putri Arya Rukmana dari Kumbinapuri. Prabu Kresna berkata akan ada masalah yang dihadapi Partajumena. Dewi Radha dan Dewi Rukmini jadi khawatir namun sang prabu bisa meyakinkan kedua permaisurinya itu. Prabu Kresna meminta kakaknya, Prabu Baladewa agar tetap menunggu di sayembara Dewi Rukmawati untuk mewakilkan keponakannya itu.

Bambang Partajumena saat ini dikurung seorang raja raksasa bernama Ditya Sambhura. Ditya Sambhura mendengar kalau ada ramalan berkata bahwa ia akan mati di tangan putra Dewi Rukmini. Ia lalu meminta Dewi Mayawati, isterinya untuk membunuh Partajumena dan mengambil jantungnya. Namun Dewi Mayawati berbohong dan mengganti Partajumena dengan jantung kera. Di dalam rumah Dewi Mayawati, Bambang Partajumena bertanya "Mayawati, kenapa aku tidak dibunuh saja? Bukankah akan lebih mudah bagimu membunuhku?" " Ampun pangeran, saya tidak tega. Apalagi kau putra rajaku, Sri Kresna. Kalau kau ingin selamat dari Sambhura, akan ku ajarkan semua ilmu ilusi, gendam, dan maya."

Partajumena mengalahkan Sambhura
Singkat cerita, Mayawati mengajari ilmu gendam dan ilusi kepada Bambang Partajumena. Setelah cukup mumpuni, Bambang Partajumena melawan Ditya Sambhura dengan menyamar sebagai penggembala sapi. Ilusi yang diciptakan Partajumena jauh lebih kuat daripada Ditya Sambhura sehingga Ditya Sambhura dapat dikalahkan. Dewi Mayawati pun diperistri namun janda Ditya Sambhura itu bersedia hanya jadi selir Partajumena saja. Partajumena paham dan mengangkat Mayawati sebagai selir.

Singkat cerita, di tengah perjalanan ke Kumbinapuri, bertemulah Prabu Baladewa dengan seorang raja ke negara Kumbinapuri bernama Prabu Danuasmara dari kadipaten Dadapaksi. Sang raja itu tampan berwibawa. Ia ingin melamar Dewi Rukmawati. prabu Baladewa marah besar karena keponakannya akan dilangkahi seorang ksatria yang tidak jelas asal-usulnya. Prabu Baladewa berusaha mengalahkan raja muda itu namun entah kenapa sang raja Mandura kehilangan stamina sangat cepat. Pada akhirnya, ia kalah dan bersedia ikut kepada Prabu Danuasmara malah meminta sang raja Mandura melamar kan Dewi Rukmawati kepadanya. Ketika sampai di Kumbinapuri, saat itu yang melamar Dewi Rukmawati yang bertahan cuma dua orang, pihak Prabu Danuasmara dan pihak Lesmana Mandra dari Hastinapura. Patih Sengkuni menyindir Parabu Baladewa suka melamarkan anak orang, dulu anak Duryudhana sekarang anak orang yang tidak jelas. Padahal anak sendiri belum diperhatikan jodohnya. Prabu Baladewa terbakar emosi kerna aibnya diungkit. Arya Rukmana segera melerai perdebatan tak berfaedah itu dan meminta putrinya memberitahu siapa yang ia ingin nikahi. Dewi Rukmawati pun berkata " ampuni saya atas keragu-raguan saya...saya tidak bisa menerima dua diantara kalian kecuali diantara gusti Lesmana atau paduka Danuasmara mampu membawakan Gamelan Lokananta di pernikahan saya nanti." Patih Sengkuni menyebut Dewi Rukmawati sebagai bocah ingusan yang banyak mau dan banyak mengkhayal. Namun tanpa diduga, Prabu Baladewa berkata "baik, kami mampu mewujudkan syarat itu." Usai berkata begitu, Prabu Baladewa bersama Prabu Danuasmara pergi meninggalkan Kerajaan Kumbinapuri. Patih Sengkuni dan rombongan Kurawa pun menyusul pergi. Patih Sengkuni dan Begawan Dorna meminta bantuan dari Dewi Wilotama, mantan isteri Begawan Dorna untuk meminjamkan Gamelan Lokananta. Dewi Wilotama setuju dan segera melesat pergi ke kahyangan.

Entah karena apa, Prabu Baladewa merasa kalau Prabu Danuasmara tidak asing bahkan ada semacam ikatan yang kuat dengannya. Sang raja Mandura diajak ke istananya di Dadapaksi. Ketika sampai, Prabu Baladewa kagum dengan keindahan istana itu. Prabu Baladewa dijamu dengan mewah. Lalu sang raja Dadapaksi membisiki sesuatu yang benar-benar mengejutkan bagi sang Balarama. Prabu Baladewa diminta oleh raja muda itu untuk menjaga istana Dadapaksi sementara ia akan pergi mencari syarat sayembara yakni Gamelan Lokananta. Di tengah jalan, Prabu Danuasmara bertemu kakek Semar dan tiga putranya yakni Gareng, Petruk, dan Bagong. Kakek Semar lalu menebak " gusti ini pasti gusti prabu Danuasmara dari Dadapaksi." Prabu Danuasmara kaget lalu berkata " eh..iya Gusti Semara." " Panggil saja Kakek Semar, gusti." Prabu Danuasmara bertanya kenapa kakek Semar bisa tau dia Prabu Danuasmara. Kakek Semar menjelaskan kalau Prabu Kresna memintanya untuk membantu seorang raja muda dari Dadapaksi. Katanya itulah cara menemukan keberadaan Bambang Partajumena yang selama ini menghilang. Prabu Danuasmara seketika kaget namun ia menahannya. Prabu Danuasmara meminta bantuan kepada kakek Semar untuk meminjamkan Gamelan Lokananta dari kahyangan. Kakek Semar berkata "kalau ingin dapat gamelan itu, gampang sekali.... Ikut aku sekarang." Seketika dengan kecepatan kilat, kakek Semar dan Prabu Danuasmara menghilang.

Prabu Danuasmara dan Kakek Semar sampai juga di kahyangan. Batara Indra bersama ratusan bidadara-bidadari menyambut kedatangan mereka. Batara Indra bertanya "apa perlu uwa dan kanda Kamajaya ke kahyangan." Prabu Danuasmara tidak paham apa yang dimaksud Batara Indra. Kakek Semar berkata jangan terlalu dipikirkan. Rupanya Prabu Danuasmara tidak tahu bahwa ia sebenarnya salah satu penitisan dari Batara Kamajaya. Kakek Semar meminta Prabu Danuasmara mengatakan apa keinginannya " ampun, pukulan....hamba ingin meminjam Gamelan Lokananta untuk sarana sayembara pernikahan saya." Batara Indra lalu bilang "oh....cuma itu saja....akan aku pinjamkan. Tapi setelah pernikahanmu selesai, kembalikanlah." Prabu Danuasmara bersedia. Batara Indra mengeluarkan cupu (kotak perhiasan). Gamelan Lokananta seperangkat itu dengan ajaib masuk dan muat di dalam cupu kecil itu. Batara Indra meminta agar Prabu Danuasmara berhati-hati. Sang raja Dadapaksi itu berterimakasih atas kemurahan sang raja para bidadara dan bidadari itu.

Di tengah perjalanan pulang, datang para Kurawa bersama raksasa bernama Wilasura. Ditya Wilasura berusaha merebut cupu sakti milik sementara Para Kurawa mengeroyok pertahanan Prabu Danuasmara namun Prabu Danuasmara cerdik. Ia menggunakan kekuatan maya (ilusi) dan membuat para Kurawa kalang kabut. Ditya Wilasura juga berhasil dikalahkan.

Danuasmara menyerang Wilasura
Ditya Wilasura kembali ke wujud aslinya yakni Dewi Wilotama. Setelah mengalahkan Wilasura, Prabu Danuasmara berhasil mengalahkan para Kurawa dengan kekuatan ilusi pula. Para Kurawa dibuat linglung dan lupa diri sementara, seakan-akan mereka berada di surga.

Di kerajaan Kumbinapuri, Arya Rukmana telah mendapat kabar kalau Prabu Danuasmara telah berhasil membawa Gamelan Lokananta. Segera Dewi Rukmawati turun ke keraton diikuti oleh ayahnya. Namun yang mengejutkan, bukan Prabu Danuasmara yang ada di sana melainkan Bambang Partajumena yang telah memakai baju pengantin bersama keluarganya yakni Prabu Kresna bersama Dewi Radha, Dewi Rukmini, dan 16.008 isterinya, Patih Udara, Arya Sencaki, Prabu Baladewa. Di belakangnya juga ada Arjuna ditemani Dewi Sumbadra bersama Abimanyu dan Siti Sundari. Arya Rukmana murka merasa dipermainkan, bukan Danuasmara yang berhasil mendapatkan Gamelan Lokananta melainkan Partajumena yang bahkan tidak datang di sayembara. Prabu Baladewa menjelaskan bahwa Prabu Danuasmara adalah Partajumena sebagai raja Dadapaksi. Lalu dengan kekuatan maya, Bambang Partajumena mengubah pakaian pengantinnya sebagai busana raja. Seketika peampilannya berubah sebagai Danuasmara. Arya Rukmana menjadi reda kemarahannya. Perdamaian antara keluarga Kresna dengan Arya Rukmana kembali erat. Pernikahan antara Bambang Partajumena dan Dewi Rukmawati berlangsung dengan sangat meriah diiringi alunan lembut tabuhan Gamelan Lokananta dan senandung dari seruling Pemikat Rahsa yang dimainkan Prabu Kresna.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar