Minggu, 11 Februari 2024

Dewi Alakshmi

Hai semua pembaca dan penikmat kisah pewayangan. mumpung ada waktu luang, penulis akan mengisahkan tentang kedatangan sosok dewi yang menakutkan dan membawa petaka di setiap kehadirannya. Sosok dewi itu ialah Dewi Jyeshta atau sering dipanggil Dewi Alakshmi. Kedatangan Dewi Alakshmi membawa bencana dan hampir membuat seluruh dunia mengalami kiamat. Semuanya pun berakhir berkat kerjasama Dewi Sri Mahalaksmi, 8 wujud Astalaksmi dan Batara Kala-Dewi Permoni. Kisah ini mengambil sumber dari Serial Kolosal India Radha Krishna Star Bharat dengan pengubahan, penambahan, dan penyelarasan dengan kisah pewayangan jawa seperlunya.

Dewi Jyeshta Alakshmi

Tepat lima tahun setelah sesaji Aswamedha, terjadi berbagai kejadian luar biasa. Seluruh Jawadwipa dan tanah Hindustan bergetar hebat. Hujan salah musim, tanaman-tanaman pertanian mengalami gagal panen, angin panas menyapu habis dan membakar hutan sehingga kering kerontanglah tempat itu. Tapi disisi lain, datanglah angin yang sangat dingin membawa badai es yang membekukan tanaman-tanaman umbi dan bunga-bunga. Gempa besar melanda seluruh negeri.

Kedatangan sang bencana, Dewi Alakshmi
Tanah laksana masuk ayakan tapis. Para penduduk utamanya para Trah Yadawa penghuni kotaraja Dwarawati bertanya-tanya "ada apa ini? akhir-akhir ini terjadi banyak keganjilan." di istana Dwarawati, keganjilan ikut menjadi-jadi. uang dan emas permata kerajaan mendadak berkurang drastis. Jatah makanan di istana dan lumbung juga cepat sekali habisnya lalu ada pula yang dimakan hama dan membusuk tanpa sebab. Dewi Radha dan Dewi Rukmini bertanya kepada suami mereka "kakanda prabu, keanehan apa yang telah terjadi? kerajaan kita mendadak kenapa jadi begini? banyak Bala bencana terjadi di Dwarawati." "benar kata dinda Rukmini, kakanda. Apa kita telah mendapatkan murka dari Yang Kuasa?" Prabu Sri Kresna memandang ke arah seberang laut dengan tatapan nanar lalu ia hanya bisa menghela nafas dan berkata "Radha! Rukmini, jawaban atas pertanyaan kalian akan terjawab sebentar lagi."

Sementara itu di kahyangan Nusakambana, Batara kala dan Dewi Permoni kalang kabut.”waduh suamiku, Dia berhasil menyelesaikan meditasinya selama puluhan ribu tahun. Pintu gua penjara buatnya telah jebol.” Batara Kala kaget “duh, padahal dia sudah kita kurung sejak peristiwa pengadukan laut hari itu. Tidak bisa dibiarkan, seluruh tanah Jawadwipa dan Hindustan bisa dibuat sengsara. Padahal perang Bharatayudha baru saja selesai.” Dewi Permoni setuju “benar kakanda, baiknya kau segera menghadap ayahanda dan ibunda, Batara Guru dan Batari Durga. Kita perlu penyelesaian dan saran-sarannya sekarang juga. Aku akan berkeliling ke seluruh tanah ini mencarinya. Siapa tahu dia ada di salah satu sudut negeri ini” Mereka pun berbagi tugas. Batara Kala segera menuju ke Jonggring Saloka dan Dewi Permoni berkeliling bersama sebagian pasukan mencari orang yang dimaksud.

Negara Hastinapura pun merasakan apa yang dirasakan di Dwarawati. Kakek Semar diiringi Dewi Dtupadi menemui Arya Wrekodara dan Arjuna untuk bertanya apa yang terjadi. Mereka berdua berkata tidak tahu. Kakek Semar lalu memberikan pendapatnya “hmmm blegedag gedug...dari pada kita berdebat karena ketidaktahuan, mari kita ke kamar pamujan gusti Prabu..” “benar kakek... mari kita kesana...” sementara itu ditengah goncangan alam, Prabu Yudhistira Kalimataya lalu duduk tafakur, melihat apa yang ada di dinia batin. Dewi Drupadi diiringi dua iparnya, Arya Wrekodara dan Arjuna memasuki kamar pamujan. di sana Drupadi kepada suaminya bertanya "kakanda, ada apa gerangan dengan negeri ini? banyak bencana dan petaka begini? Aswamedha Yadhnya telah kita lakukan tapi apa kenapa bencana seakan tak hentinya tiba?" lalu jawaban disambut oleh Arya Wrekodara "Benar kakangku. opo iki murka dewa kepada kita?" Arjuna pun menyela "yang pasti sesuatu yang sangat mengerikan akan segera tiba. Kita harus bersedia apapun itu." "kau benar adikku, Arjuna. Aku melihat di dunia batin, akan muncul sosok mengerikan dengan berpakaian serba hitam membawa segala kemalangan dan bencana ke jawadwipa ini." Wrekodara pun bertanya "waa...sapa iku? apakah Dewi Permoni?" Prabu Yudhistira berkata "aku tak pasti soal itu tapi yang jelas bukan adikku. Dia lebih mengerikan dari Ida dewi Permoni. isteri Gusti batara Kala itu masih lebih baik darinya." Dewi Drupadi pun berkata "apapun itu, aku takut kalau ia akan membuat seluruh negerti ini dalam sengsara." "maka dari itu yunda Drupadi, mari kita berdoa kepada Hyang Widhi semoga yang yunda takutkan tidak terjadi...." Belum selesai Arjuna menyelesaikan kata-katanya tiba-tiba ada suara orang ramai di luar istana. Prabu yudhistira kalimataya pun datang. di sana ia kedatangan dua adiknya yakni Prabu Nakula dan Patih Sadewa juga beberpa penduduk Mandaraka. Mereka nampak panik dan ketakutan. Prabu Yudhistira menyambut kedatangan dua adiknya itu dan bertanya "Nakula! Sadewa! ada apa dengan kalian? kenapa macam tergopoh-gopoh begitu?" Setelah berhasil menenangkan diri, Prabu Nakula bercerita "kakang prabu, Mandaraka dilanda bencana." Prabu Yudhistira bertanya bencana apa yang dimaksud. Lalu sambung Patih Sadewa "Bencana ini tak mampu kami tangani. datang seorang perempuan aneh. pakaiannya serba gelap, hitam legam laksana hitamnya batu bara. Tatapannya seakan mata jahat, siapapun yang dipandangnya akan terkena petaka. Jika sawah atau ladang yang ia lihat, maka sawah dan ladang itu akan kena gagal panen. Kalau hewan, hewan itu akan terkena sampar. tapi jika manusia, manusia itu akan sakit parah sampai mati." Prabu Yudhistira khawatir mendengar cerita itu. ia segera menyuruh adik-adik beserta rakyat mereka untuk masuk ke bale pengungsian di dalam istana. Patih Sadewa lalu berkata "kakang bersiap-siaplah, mungkin sebentar lagi dia akan ke Hastinapura."

Benar saja, prediksi dari Sadewa ternyata tak meleset. Beberapa hari kemudian datang wanita berpakaian serba hitam itu ke Hastinapura. Wajahnya ayu tapi tatapan matanya tajam sekali seperti membawa kejahatan. para penduduk Hastinapura ikut pun mengungsi ke istana. Prabu yduhistira segera mengatur para pengungsi. Tak dinyana, seketika langit tiba-tiba menjadi gelap kelam dengan petir menyambar-nyambar. Istana Hastinapura berguncang hebat. Tanaman-tanaman di sekeliling istaana menjadi layu dan mati. Hewan-hewan ketakutan. Wanita itu lalu muncul di hadapan Prabu Yudhistira dan berkata "Dimanakah Sri Wisnu? aku mencarinya keman-mana tidak berjumpa." "prabu Yudhistira balik bertanya "kau sendiri siapa?dan kenapa kau bertanya seolah-olah aku tau dimana Ida Batara Wisnu?" Wanita berpakaian hitam itu memperkenalkan dirinya"Aku....Alakshmi! aku mencari Sri Wisnu dan adikku Sri Laksmi...." belum selesai memperkenalkan diri, Arjuna segera melawan dewi Alaksmi dari belakang. namun entah kekuatan apa yang dimilikinya, serangan Arjuna mentah bahkan berbalik. Arjuna kalang kabut. Busur Gandewa tiba-tiba menjadi tidak berguna. Arya Wrekodara yang membantu Arjuna ikut terkena. gada Rujhapala tiba-tiba kehilangan kesaktiannya bahkan kuku Pancanaka pun menjadi tumpul seketika. lalu dengan tanpa ampun, Dewi Alaksmi terbang ke angkara dan menurunkan segala bala bencan. Topan badai, hujan deras dan salju lebat, kebakaran, dan gempa melanda seluruh negeri. Orang-orang berlarian kesana-kemari dalam kepanikan. Para Pandawa pun segera mengarahkan orang-orang dan segenap rakyat untuk pergi ke Dwarawati. Setelah seluruh rakyat mengungsi duluan, Para Pandawa beserta seluruh keluarga segera melarikan diri ke Dwarawati. Prabu Yudhistira melihat dari kejauhan, Dewi Alakshmi menumbuhkan tanaman berduri dan onak menuntupi seluruh negeri Hastinapura.

Di Kerajaan Dwarawati, bencana yang melanda juga tak kunjung reda. Prabu Sri Kresna melihat dari kejauhan para Pandawa dan segenap rakyat mengungsi kemari. Prabu Sri Kresna bertanya kepada para Pandawa "adik-adikku, apa yang terjadi?" ada apa kok membawa seluruh rakyat Hastinapura. apa yang terjadi dengan Hastinapura?" Para pandawa bercerita bahwa kerajaan mereka kedatangan Dewi Alaksmi. Prabu Sri Kresna seakan sudah tahu itu semua. Segeralah ia mempersilakan para pengungsi memasuki kotaraja. Belum lama mereka masuk, tiba-tiba istana Dwarawati dilanda gempa besar. laut bergolak dan angin badai berhembus sangat kencang. Orang-orang dilanda kepanikan. Di pinggir laut terlihatlah Dewi Alakshmi. Sang dewi yang menakutkan itu berusaha memasuki Kotaraja Dwarawati namun tidak bisa karena ada dinding penghalang. Maka ia mengeluarkan kekuatannya untuk membuka penghalang itu. Akibat penghalang itu tak bisa ditembus, Dewi Alakshmi murka dan menurunkan segala bala bencana. Kegelapan melingkupi seisi istana. Kebetulan di saat itu, prabu Baladewa yang juga ikut mengungsi tidak tahu dengan kedatangan Alakshmi terkena kekuatan Alakshmi. Prabu Baladewa melihat wajah dan bentuk tubuh Alakshmi sekilas mirip perpaduan Dewi Rukmini dan Dewi Radha. "Radha! kenapa kau lakukan itu?" Dewi Alakshmi berkata "Radha? aku bukan Radha!" Prabu Baladewa lalu berkata "kalau kau bukan Radha, kau pasti Rukmini! Rukmini jangan hancurkan istanamu sendiri!" "kau ini bodoh kah peka?! Aku bukan Radha apalagi Rukmini! Aku....Alakshmi!! aku kemari ingin menjemput Sri Wisnu dan adikku, Sri Laksmi...agar dendamku terbalaskan!" Prabu Baladewa kaget mendengarnya. Tanpa bersiap-siap, tiba-tiba terpelantinglah Prabu Baladewa terkena kekuatan Alakshmi. Dengan sedikit menahan sakit, Prabu Baladewa akan berusaha menghalangi Alakshmi sementara para pengungsi dari Mandura segera menuju kotaraja. Prabu Baladewa mengeluarkan senjata Nenggala. Tombak berbentuk luku (bajak sawah) itu dihantamkan dan seketika tanah yang dipijak Alakshmi bergoncang dan longsor, namun Alakshmi berhasil menghindar. Alakshmi lalu menyebarkan hawa pagebluk dan membuat semua orang terkena sawan dan demam. Para Pandawa, Dewi Radha dan Dewi Rukmini kelabakan menangani para penduduk dan pengungsi yang terkena sawan, bahkan air dari Cupu mayahadi milik Nakula dan Sadewa hanya mengobati sementara saja. Di tempat lain, Prabu Baladewa tak mampu mengalahkan Alakshmi bahkan senjata Nenggala menjadi tak berguna, kesaktiannya menjadi lenyap. Lalu datang Prabu Sri Kresna muncul dan berkata "Alakshmi!!....Hentikan menyebarkan hawa penyakit dan kekacauan!" "haahh...Sri Wisnu telah datang menjemputku. Dimana adikku, Sri laksmi? aku akan membuat perhitungan denganya!" Prabu Sri Kresna lalu berkata "jangan kau sentuh Radha dan Rukmini!" "ohhh rupanya adikku membelah dirinya menjadi dua isterimu! akan kirimkan teluhku padanya." tiba-tiba Dewi Radha dan Dewi Rukmini beserta para Pandawa terkena sakit parah di saat mereka sedang melakukan sembahyang di kamar pamujan. Sri Kresna murka dan hendak melawan Alakshmi namun ditahannya.

Perlindungan Dewi Shitala
Tapi tiba-tiba muncul kekuatan aneh dari arah Dwarawati. Rupanya itu gabungan kekuatan dari Batari Durga dan Dewi Sri Laksmi dalam diri Radha dan Rukmini. Gabungan kekuatan itu membentuk seorang dewi cantik yang membawa sapu lidi. Ialah Dewi Shitala. Dengan sapu ajaibnya, penyakit demam dan sawan yang di derita para penduduk dan pengungsi di Dwarawati sembuh. Dewi Alakshmi pun berkata “hoh...rupanya teluh dan hawa pagebluk ku tak bisa mempengaruhi seisi istana ini. Kekuatan dewi ada disini. Aku penasaran, apa yang dilakukan adik-adikku disini.” “kalau begitu, masuklah ke istanaku. Kau akan tahu segalanya.”

Dewi Alakshmi senang ia diundang sendiri oleh Sri Wisnu. Maka ia masuk ke kotaraja. Begitu memasuki kota, angin kencang dan badai dahsyat berhembus semakin kencang. Disana Alakshmi memperkenalkan diri sebagai Dewi Jyestha. Para isteri Sri Kresna menyambut Dewi jyestha dan menganggapnya seperti saudari muda. Namun berbeda dari para isteri Sri Kresna lainnya, hanya Dewi Radha, Dewi Rukmini, dan Dewi Kalindi yang agak curiga dengan kedatangan Jyestha. Pada suatu hari, Jyestha mengundang para saudari angkatnya yakni para isteri Sri Kresna. Jyestha berkata “aku tadi bermimpi bahawa aku mendapatkan anugerah dewa bisa mengabulkan segala keinginan. Mintalah, akan ku panjatkan doa kalian kepada dewa.”para isteri Kresna saling berebut meminta permohonan “Jyestha aku ingin permata” kata Charuharsini. Lalu Bhadra berkata “aku ingin intan dan berlian.” Mitrawinda tak mau kalah “aku mau segulung kain sutra mahal.” Nagnajiti menyela “aku mau sekarung perhiasan.” Lalu ketika giliran Dewi Kalindi “aku hanya minta air seteguk.” Semua orang tertawa mendengarnya. Lanjut ke Dewi Setyaboma “aku ingin lima ratus ribu tahil emas.” Ketika mendekati giliran Dewi jembawati “maaf aku masih ragu apa yang aku minta. Aku akan meminta kalau Yunda Radha dan Yunda Rukmini selesai membuat permintaan.” Dewi Radha berkata “Jembawati, aku tidak meminta apa-apa.” Sambung Dewi Rukmini “benar, aku sama sepeti yunda Radha. Aku tidak meminta apapun. Kami sudah punya yang kami inginkan..yang tidak terbatas.” Dewi Jyestha berkata kepada Jembawati “jembawati, lihatkan, kedua yundamu tidak ingin apa-apa. Katakan apa keinginanmu!” “baiklah, aku meminta kekayaan Batara Kuwera, yang tidak terbatas. Biarkan kamarku penuh dengan emas.” Semua orang kaget mendengarnya. Para pandawa ikut termangu-mangu mendengarnya. Akhirnya Dewi Jyestha mengabulkan permintaan mereka sesuai keinginan. Kakek Semar lalu berbisik kepada Arjuna ‘ndoroku Arjuna, ini tipu daya Alakshmi semata. Yang ia bawakan bukan anugerah tapi kutukan. Apa yang diminta para isteri Kresna akan menjadi tulah.”

Beberapa hari kemudian kerajaan Dwarawati gempar. Semua yang diminta para isteri Kresna berubah menjadi kutukan. Permata, intan, dan berlian yang disentuh Charuharsini dan Bhadra berubah menjadi batu dan bata. Kain sutra mahal berubah memnjadi kain goni dan kertas daluwang begitu disentuh Dewi Mitrawinda. Air yang diminta Dewi Kalindi membuatnya sakit dan seluruh sungai di sekitaran Dwarawati kering kerontang membawa kekeringan dan paceklik. Segala perhiasan dan emas yang diminta Dewi Nagnajiti dan Dewi Setyaboma berubah menjadi besi berkarat. Tapi itu baru permulaan, apa yang diminta Dewi Jembawati sangat banyak dan akhirnya membuat apapun yang ia sentuh berubah menjadi abu. Emas, perhiasan bahkan benda-benda remeh sekalipun pun menjadi debu atau benda-benad yang menyakitkan dalam sekali sentuh. Seluruh isteri Sri Kresna kalut. Para Pandawa berusaha menenangkan namun tak ada yang bisa menahan kesedihan mereka. Dewi Radha segera menenangkan Dewi Jembawati namun begitu Dewi Jembawati menyentuh pakaian yang dikenakan Dewi Radha, semua yang dikenakannya berubah menjadi kain goni. Gelang, cincin dan giwang bunga miliknya berubah menjadi onak dan duri-duri. Dewi Rukmini kaget melihatnya. Nasib buruk tak hentinya datang. Dewi Rukmini tak sengaja terkena sentuhan Dewi Jembawati ikut bertukar wujud. Pakaiannya berubah menjadi putih lusuh seperti kain kafan kotor. Tampilan wajahnya menjadi seperti nenek tua. Para Pandawa,, Dewi Drupadi, para isteri Arjuna, Prabu Baladewa bahkan Kakek Semar bertukar wujud menjadi sososk seperti pengemis dan peminta-minta yang lemas, sakit-sakitan, dan hina. Prabu Sri Kresna lalu berusaha menenangkan keadaan dengan kekuatan nada seruling Pemikat Rahsa miliknya. Namun bukan nada-nada indah yang keluar melainkan suara-suara menakutkan dan seruling itu berubah menjadi gosong seperti habis terbakar. Segala yang disebut sebagai kekayaan dan kesejahteraan lenyap tak berbekas dari Dwarawati bahkan istana Dwarawati yang megah berubah menjadi kelam...seperti istana terbengkalai nan angker. Kosong, suram, dan menyeramkan. Kesembilan isteri Sri kresna segera berdoa di kamar pamujan. Mereka berdoa namun gangguan tak hentinya datang. Tiba-tiba angin berhembus kencang menerbangkan apa yang ada di kamar pamujan. Para isteri Sri Kresna mendadak jatuh pingsan terkena benda-benda yang beterbangan. Ketika mereka bangun, mereka hilang ingatan dan saling bertanya. “siapa aku...aku dimana sekarang...siapa kamu...aku tidak kenal denganmu...tolong siapa saja...jelaskan kami ini siapa?!” Prabu Sri Kresna lalu mendatangi mereka bersembilan “para isteriku..ingatlah..kalian adalah Sri Laksmi. Hong Sri Mahalaksmi Namaha.....” seketika ingatan para isetri Kresna kembali. “kakanda Prabu Sri Kresna, kami ingat semuanya....” Namun kemarahan dan dendam Dewi Alakshmi semakin memuncak. Bukan hanya Dwarawati yang ditimpa kemalangan, kini Hastinapura , Amarta, Upalawaya dan negeri-negeri lainnya di seantero Jawadwipa dan Hindustan dilanda kemalangan. Bukan cuma panen gagal atau wabah penyakit, kebodohan, kesengsaraan, kelemahan, cahaya ikut menghilang dari dunia. Matahari tak lagi bersinar karena langit diseliputi kegelapan. Bulan pun sama, tak ada lagi terang. Dewi Alakshmi pun medatangi Sri Kresna dan berkata “sekarang kau adalah milikku, Wisnu.” Ketika tangan Alakshmi menyentuh tubuh Sri Kresna, tubuh gelap Sri Kresna jadi semakin gelap menghitam. Namun entah kekuatan dari mana, muncul sembilan cahaya menuju arah Sri Kresna. Delapan cahaya berwarna pelangi menyatu ke dalam cahaya yang paling besar berwarna putih dan bertukar wujud menjadi Dewi Sri Mahalaksmi, bentuk tertinggi dari Dewi Sri Laksmi. Sentuhan tangan Dewi Sri Mahalaksmi membuat sebagin tubuh Sri Kresna bercahaya. Dengan kesaktian Dewi Sri Mahalaksmi, kekuatan Dewi Alakshmi perlahan pudar. “apa-apaan ini Laksmi? Beraninya kau! Akan kukalahkan kau!” adu kekuatan dan kesaktian pun terjadi di angkasa. Awan badai dan cuaca cerah bergerak cepat sekali. Dewi Sri Mahalaksmi mengeluarkan 8 kekuatannya yakni Dewi Adi Laksmi, Dewi Dhanalaksmi, Dewi Dhanyalaksmi, Dewi Gajalaksmi, Dewi Santana Laksmi, Dewi Dhairya Laksmi, Dewi Wijaya Laksmi, dan Dewi Widya Laksmi. Ke delapan wujud Dewi Sri Laksmi itu berperang melawan seorang Alakshmi yang berkekuatan besar. Seketika delapan warna kekuatan menyerang Dewi Alakshmi..

Sri Mahalaksmi, Astalaksmi vs Alakshmi
Pertarungan yang disuguhi berbagai kejadian alam luar biasa. Petir menyambar-nayambar disertai topan badai yang sangat kencang. Kedelapan wujud dewi Sri laksmi itu lalu menengadah ke angkasa dan turunlah Batara Kala dan Dewi Permoni. Dewi Alakshmi ketakutan hendak kabur namun Batara Kala datang. Alakshmi terbang ke arah lain namun dihalangi Dewi Permoni. Pasangan dewa dewi pengendali segala  kemalangan mengeluarkan jerat sakti. Maka terkurunglah Dewi Alakshmi di dalam jerat itu.”terima kasih, delapan Asta Laksmi. Berkat bantuanmu, Alakshmi bisa dikurung kembali ke daunia bawah.” Ucap Dewi Permoni yang juga disebut sebagai Dewi Setesuyara itu. “kami sangat berterima kasih padamu, Dewi Sri Asta Laksmi.”sambung batara Kala “tidak perlu sungkan, Kala! Permoni!”. Batara Kala dan Dewi Permoni pun kembali ke kahyangan Nusakambana dan langsung memenjarakan Dewi Alakshmi. Ke sembilan wujud Dewi Sri Laksmi pun kembali dan terbang ke kamar pamujan para isteri Sri Kresna. Rupanya mereka adalah wujud-wujud dari isteri-isteri Sri Kresna. Perlahan, semua kutukan yang diturunkan kepada para isteri Sri kresna hilang dan memudar. Istana Dwarawati yang tadinya seperti istana kosong terbengkalai kembali seperti semula. Kesejahteraan telah kembali. Segalanya kembali seperti biasanya. Jawadwipa kembali damai dan tentram. Para Pandawa bisa kembali ke Hastinapura.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar