Hai semua pembaca dan penikmat kisah pewayangan, kisah kali ini mengisahkan Gatotkaca mendapatkan ajian sakti bernama Aji Narantaka untuk mengalahkan Arya Durcala, putra Arya Dursasana. Kisah ini juga mengisahkan pernikahan kedua dan ketiga kali Gatotkaca dengan Dewi Suryawati dan Dewi Sumpani. kisah ini mengambil sumber dari blog https://wayang.wordpress.com/2010/03/10/aji-narantaka/ dan https://tokohpewayanganjawa.blogspot.com/2014/06/aji-narantaka-1
Di Negara Hastinapura
Prabu Duryudhana, Patih Harya Sangkuni dan kerabat kerajaan Hastinapura sedang
membicarakan perihal tentang keadaan politik yng tidak menentu pasca para
Pandawa diasingkan olehnya selama dua belas tahun dan satu tahun penyamaran.
Sekarang ini, keluarga Pandawa yakni para putra mereka sedang berada di sekitar
Tegal Kurusetra. Sang raja menganggap hal ini menunjukan bahwa negara Hastinapura
segera ingin dikuasai lagi pihak Pandawa. Ditambah lagi mereka datang kesana tanpa
mendapatkan izin dari para Pandawa atau pun Kurawa. Yang memubuat Prabu
Duryudhana risau bukan sekadar izin, tapi karena Prabu Gatotkaca mengajak
saudara-saudaranya, para putra Pandawa, mengadakan latihan perang di Tegal
Kurusetra. Latihan perang ini dianggap sebagai provokasi oleh pihak Kurawa dan
juga bentuk rasa tidak hormat mereka kepada orang tua yakni para Pandawa dan
Kurawa.”ini tidak bisa dibiarkan...Para putra Pandawa tidak menaruh hormat
padaku! Paman Patih! Guru Dorna! Bagaimana kerja kalian ini?! Masa’ membereska
para putra Pandawa kalian tidak becus? Aku tidak mau tahu! Aku mau tempe...eehh
salah...aku mau kalian bereskan anak-anak itu dari Tegal Kurusetra!” Prabu
Duryudhana marah-marah kepada kedua orang itu. Lalu ia beranjak dari takhta dan
membubarkan pasewakan. Ia segera masuk ke kamarnya. Di dalam kamarnya, ia larut
dalam pikirannya tentang mengantisipasi Negara Hastinapura agar tidak diserang
para Pandawa. Lama-lama karena Prabu Duryudhana berpikir terlalu keras, ia jadi
pusing sendiri tidak bisa menemukan jalannya. Di satu sisi ia merasa sayang dan
tidak relakalau Tegal Kurusetra dijadikan sasana untuk latihan perang para
keponakannya itu, tapi di sisi lain, ia tidak bisa serta merta langsung
menyatakan perang terbuka.
Untuk itu segala daya upaya dicari untuk membinasakan keluarga Pandawa secara halus agar para Pandawa tidak selalu mengusik-usik negara Hastinapura dan Amarta tetap memang menjadi haknya. Patih Sengkuni lalu masuk ke kamar sang keponakan tercinta “Keponakanku gusti prabu...aku ppunya cadangan usul padamu!” “halahh...usulan paman pasti akan blunder lagi! Sudahlah mending aku tidur!” Patih sengkuni pun terus membujuk keponakannya itu “tunggu keponakanku..dengar dulu...kenapa kita harus pusing-pusing cari cara menyingkirkan para Pandawa kalau solusinya ada disini!” “ maksud, paman ?” patih Sengkuni berkata “kita kan punya Durcala, keponakanmu itu.... anak si Dursasana.” Prabu Duryudhana baru ngeh...”oh iya..si Durcala...lalu apa hubungannya dengan anak-anak Pandawa...emangnya Durcala bisa mengalahkan mereka?” harya Sengkuni berkata bahwa Durcala, putra Arya Dursasana pasti sanggup.
Gatotkaca meguru |
Baru saja dibahas
namanya, tak lama kemudian Arya Durcala bersama sang ayah, Arya Dursasana
diiringi Begawan Dorna dibelakangnya datang ke pasewakan. Prabu Duryudhana
memanggil sang keponakan “ohh Durcala...kau sudah pulang
rupanya..kemarilah...aku ada tugasan untukmu.” Merasa dipanggil oleh uwanya,
Arya Durcala memenuhi panggilan itu. “Ampun uwa prabu...ada apa kau
memamnggilku hwehwehwehwe......” Prabu Duryudhana pun berkata kalau Durcala
harus menghentikan latihan perang para putra Pandawa di Tegal Kurusetra.
Harapannya, dengan Aji Gineng milik keponakannya itu, Prabu Duryudhana berharap
Arya Durcala dapat mengalahkan semua kerabat Pandawa. Arya Durcala merasa
senang hati mendapat perintah itu. Maka ia segera berangkat ke tegal Kurusetra.
Singkat cerita di Tegal
Kurusetra, Prabu Gatotkaca dan Arya Antareja tengah melatih para adik dan
sepupunya. Lalu datanglah arya Durcala bersma para paman Kurawa. Durcala
menyampaikan perintah Duryudana untuk bubar “Gatotkaca, tindkanmu berani sekali
menggunakan Tegal Kurusetra ini tanpa izin...aku perintahakan dirimu dan
saudara-saudaramu pergi dari sini. Jika tidak aku akan menghajarmu!” Gatotkaca
dan saudara-saudaranya menolak perintah itu “Hei Durcala, tidak bisa...Tegal
Kurusetra ini tanah kosong kekuasaan.....tidak ada negara manapun yang
menduduki tempat ini....menurutku bebas-bebas saja kami mau latihan perang
disini!” Durcala terus mendesak, namun tetap saja Gatotkaca tidak mau pergi. Akibatnya pecah perang di antara mereka. Dalam
perang tanding, Durcala menggunakan Aji Gineng, Kemampuan Aji Gineng bila
digunakan dan mengenai seseorang, maka jika bukan orang sakti, orang yang
terkena aji Gineng akan hancur lebur bahkan sebelum mengernai tubuhnya. Prabu Gatotkaca
terkena aji Gineng tidak mampu menahanya dan gemetar tubuhnya. “Ajian si
Durcala gak main-main....ayo kakang dan adik-adikku gempur Durcala!!” para
putra Pandawa terus melawan Durcala namun rupanya kekuatan Aji Gineng membuat
mereka terdesak. Gatotkaca makin gemetar seakan tak sanggup lagi melawan aji
Gineng.. Melihat Gatotkaca gemetar, Arya Durcala terus mengarahkan aji Gineng
itu ke arah Gatotkaca sehingga lama kelamaan Gatotkaca roboh,
terluka berat. Para putra Pandawa mengundurkan diri dari gelanggang, sedangkan Arya
Antareja, arya Antasena, Prabuanom Srenggini dan Sri Pancasena membawa tubuh
Gatotkaca ke tempat yang aman. Keempat saudara Gatotkaca itu lalu mengobati
Gatotkaca hingga sembuh. “kakang...kayake awakmu harus meguru lagi....” ujar
Antasena. Gatotkaca marah mendengarnya namun dilerai sang kakak “benar apa yang
diucapkan adhi Antasena... dengak kekuatanmu yang sekarang, Durcala mustahil
bisa dikalahkan.” Srenggini pun bertanya “lalu apa solusimu kakang Antareja?
Dimana kakang Gatot harus meguru?” sekian lama mereka berpikir, lalu Sri
Pancasena berkata “kakang semua, aku tahu solusi masalah ini.” Gatotkaca
bertanya apa solusinya. Pancasena berkata “kakang masih ingat dengan Eyang Resi
Seta? Aku pernah berkunjung padanya...kami beberapa kali saling bertukar ilmu
dan aku pernah dengar darinya ada ajian yang bisa menjadi tandingan Aji Gineng.
Sebaiknya kakang ke Padepokan Cemara Tunggal, ke rumah Eyang Resi
Seta...jawabannya ada disana” Setelah sembuh Gatotkaca, dengan sisa-sisa
tenaganya Prabu Gatotkaca berpamitan kepada kakak dan adiknya untuk ke Cemara
Tunggal.
Singkat cerita, Gatotkaca
sampai di Cemara Tunggal. Resi Arya Seta mempersdilakan cucunya itu masuk
pertapaan Cemara Tunggal “Lho...Gatotkaca!? tumben kemari.....ada masalah apa
sampai-sampai repot-repot datang ke pertapaan di tenah gunung ini?” Resi Arya
Seta tak lain adalah putra prabu Matswapati, kakak kembar Dewi Durgandini,
nenek canggah dari Gatotkaca sehingga hubungan Resi Arya Seta dan Gatotkaca
layaknya kakek dan cucunya meskipun secara usia mereka mirip paman dan
keponakan. Dia kakak dari Arya Utara dan Arya Wratsangka. “Begini, eyang
Resi...aku ada masalah...Durcala...” Gatotkaca pun menceritakan semua kronologi
apa yang ia dan saudara-saudaranya alami di Tegal Kurusetra. Resi Arya Seta
mendegarkan dengan saksama. Setelah mendengarkan semuanya dari Gatotkaca, Resi
Arya Seta berkata “ hoalah..ngunu tho....menurutku Durcala tidak sepenuhnya
salah tapi dilihat dari caranya memberi peringatan padamu dan saudara-saudaramu
tidak benar..menggunakan kekuatan saktinya denghan sembrono. Dia melakukannya pasti
atas perintah pamannya, Duryudhana....aku melihat tindakan Durcala sebagai
bentuk tumbal keserakahan Duryudhana dan para Kurawa lainnya. Sejak bapak, uwak
dan para pamanmu dihukum dan diasingkan setelah peristiwa dadu, Duryudhana
makin semena-mena pada rakyat Amarta. Aku akan melatihmu dan aku berjanji akan memberimu
ilmu saktiku Aji Narantaka.” Oleh Resi
Arya Seta, Prabu Gatotkaca disuruh pergi bertapa brata dengan keras dan latihan
fisik tanpa ampun. Selama berbulan-bulan, bahkan hampir dua tahun Gatotkaca
melatih dirinya. Latihan fisik, meditasi, kultivasi diri, dan sebagainya
dijalani tanpa kenal ampun. Singkat cerita, Resi Arya Seta memberikan padanya Aji
Narantaka untuk menandingi Aji Gineng milik Arya Durcala. Setelah mendapatkan
kesaktian dan aji Narantaka, Prabu Gatotkaca kembali menemui Durcala dan bertekad
untuk membalas kekalahannya.
Singkat cerita, Gatotkaca telah kembali. Disana ia disambut oleh kakak, adik dan para sepupunya. Mereka mengucapkan selamat atas keberhasilan Gatotkaca meguru pada Resi Arya Seta. Di hari berikutnya, Prabu Gatotkaca kembali ke Tegal Kurusetra untuk menantang Durcala “hoii...Durcala ayo kesini!! akan aku balaskan kekalahanku dua tahun lalu....ayo kesini kalau berani..!!!” Kabar itu terdengar ke Hastinapura, Prabu Duryudhana geram...Gatotkaca yang berhasil diusir dua tahun lalu bertani menantang Durcala, Kembali lah Durcala diutus untuk mengatasinya. Melihat kedatangan Prabu Gatokaca, Durcala sesumbar dan akan kembali mengalahkan Gatotkaca “hwehwehwehwe...berani betul Gatotkaca nantang aku...lupa dia kalau sudah ku percudangi.” Maka datanglah lagi Durcala dan para Kurawa ke Tegal Kurusetra. Tanpa pikir panjang lagi, terjadilah kembali perang tanding antara Gatotkaca dan Durcala. Berbagai ilmu kesaktian dikerahkan.
Aji Narantaka |
Setelah Gatotkaca berhasil menghabisi Arya Durcala dengan Aji Narantaka, ia sesumbar “hahahahaha...aku tidak terkalahkan!!!...hahahahaha...tidak ada yang mampu menahan Aji Narantaka milikku, kalau ada yang bisa jika laki-laki akan ku jadikan saudara kalau perempuan akan aku jadikan istri!!” dengan kekuatannya nya yang bagaikan diluar nalar, Gatotkaca terbang kegirangan sampai-sampai menciptakan badai. Topan badai bercampur debu tebal menutupi seluruh daratan. Tegal Kurusetra nyaris hancur karenanya. Namun tiba-tiba, datang suara perempuan dari langit “hei Gatotkaca! Jangan angkuh! Jangan sombong..... nanti hidupmu terpesong.. kau lupa Gatotkaca, di atas bumi ada langit dan di atas langit masih ada langit.” Gatotkaca melihat dari langit sepasang bidadari yakni Dewi Sumpani dan Dewi Suryawati. “Hei Gatotkaca...aku Suryawati dan adikku Sumpani akan mengalahkanmu.” Gatotkaca memandang remeh kedua bidadari itu dan berkata “hahaha nona bidadari berdua...kalian tidak akan mampu menahan kekuatanku...baiknya kalian menyingkir.... Dewi Sumpani pun berkata “kau jumawa sekali...ayo serang kami dari mana saja!” Gatotkaca merasa ditantang maka terjadilah perang tanding. Seorang pria melawan dua wanita. Gatotkaca mengerahkan seluruh kekuatannya dan menghantamkan Aji Narantaka ke arah Dewi Suryawati dan Sumpani. Dewi Suryawati berhasil menghindar namun tidak dengan Dewi Sumpani. Ia terkena namun anehnya Dewi Sumpani malah tidak apa-apa. Dewi Sumpani rupanya kuat, mampu menahan Aji Narantaka milik gatotkaca. Di tengah rasa keheranananya, Dewi Suryawati mengeluarkan kekuatan api dan nyaris mengenai Gatotkaca. Gatotkaca pun menghantamkan Aji Narantaka ke arah Suryawati. Ternyata Suryawati juga kuat menahan Aji Narantaka. Di saat lengah, Dewi Sumpani menjerat tubuh Gatotkaca dengan selendangnya, begitu juga Dewi Suryawati. Gatotkaca meronta-ronta namun seakan kekuatannya lenyap. Dewi Sumpani berkata “sekarang kau tidak bisa apa-apa. Selendang kami bisa menetralkan kekuatan apapun.” Gatotkaca pun merasa malu kerena sesumbar. Dewi Suryawati pun mendekat menenangkan Gatotkaca “sudahlah...yang lalu biar berlalu. sekarang kau sudah sadar, kan? Sekarang ayo penuhi janjimu, suamiku!” “Suamiku, maksudnya?” kagetlah Gatotkaca. “hei kalau sudah janji jangan dimungkiri....ayo tepati janjimu.” Suara yang lembut namun keras itu tidak asing . rupanya itu suara Pergiwa, isterinya. Ia sudah mendengar janji suaminya itu dari para iparnya dan Prabu Sri Kresna. “waduh aku kenek gepok iki...” gumam Gatotkaca. “ehehe.... sayangku cintaku manisku Pergiwa.... ini tidak...” “hop......kakanda ini bagaimana? mau ingkar janji...kene ta’gepok...wes ta’ siapne penjalin...!!.” “ hehehe..tolong!”gumam Gatotkaca sambil memelas. alhasil sekujur badan Gatotkaca lebam merah habis dicambuki isterinya dengan rotan. Dewi Pegiwa mendekati Dewi Suryawati dan Dewi Sumpani...”hei bestie....ayo kita sama-sama buat suami kita ini sadar akan sebuah tanggung jawab.....seperti motto ibuku, ayo buat dia bertanggung jawab.....” “yo!! mari kakang mbok...” Singkat cerita, sesuai janjinya, Gatotkaca menikahi Suryawati dan Sumpani.
Pernikahan Gatotkaca yang kedua dan ketiga kali |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar