Hallo semua, penikmat dan pembaca kisah pewayangan. Kisah ini menceritakan tentang kisah perjalanan dan pernikahan Bambang Partajumena putra Prabu Sri Kresna. ia dikaruniai dua isteri yakni Dewi Mayawati dan Dewi Rukmawati alias Kusumadewati putri Arya Rukmana. Dikisahkan ia juga menjadi raja Dadapaksi bergelar Prabu Danuasmara. Kisah ini mengambil sumber dari Kitab Mahabharata karya Mpu Vyasa dan blog albumkisahwayang.blogspot.com
Alkisah, Prabu Sri Kresna
dihadap lima permaisurinya, Patih Udawa, Arya Sencaki, dan Prabu Baladewa.
Mereka sedang membahas Bambang Partajumena, Putra Sri Kresna dengan Dewi
Rukmini yang sampai saat ini belum pulang ke Dwarawati. Padahal sebentar lagi
akan diadakan sayembara Dewi Rukmawati (Kusumadewati), putri Arya Rukmana dari
Kumbinapuri. Prabu Kresna berkata akan ada masalah yang dihadapi Partajumena.
Dewi Radha dan Dewi Rukmini jadi khawatir namun sang prabu bisa meyakinkan
kedua permaisurinya itu. Prabu Kresna meminta kakaknya, Prabu Baladewa agar
tetap menunggu di sayembara Dewi Rukmawati untuk mewakilkan keponakannya itu.
Bambang Partajumena saat ini dikurung seorang raja raksasa bernama Ditya Sambhura. Ditya Sambhura mendengar kalau ada ramalan berkata bahwa ia akan mati di tangan putra Dewi Rukmini. Ia lalu meminta Dewi Mayawati, isterinya untuk membunuh Partajumena dan mengambil jantungnya. Namun Dewi Mayawati berbohong dan mengganti Partajumena dengan jantung kera. Di dalam rumah Dewi Mayawati, Bambang Partajumena bertanya "Mayawati, kenapa aku tidak dibunuh saja? Bukankah akan lebih mudah bagimu membunuhku?" " Ampun pangeran, saya tidak tega. Apalagi kau putra rajaku, Sri Kresna. Kalau kau ingin selamat dari Sambhura, akan ku ajarkan semua ilmu ilusi, gendam, dan maya."
Partajumena mengalahkan Sambhura |
Singkat cerita, di tengah
perjalanan ke Kumbinapuri, bertemulah Prabu Baladewa dengan seorang raja ke
negara Kumbinapuri bernama Prabu Danuasmara dari kadipaten Dadapaksi. Sang raja
itu tampan berwibawa. Ia ingin melamar Dewi Rukmawati. prabu Baladewa marah
besar karena keponakannya akan dilangkahi seorang ksatria yang tidak jelas
asal-usulnya. Prabu Baladewa berusaha mengalahkan raja muda itu namun entah
kenapa sang raja Mandura kehilangan stamina sangat cepat. Pada akhirnya, ia
kalah dan bersedia ikut kepada Prabu Danuasmara malah meminta sang raja Mandura
melamar kan Dewi Rukmawati kepadanya. Ketika sampai di Kumbinapuri, saat itu
yang melamar Dewi Rukmawati yang bertahan cuma dua orang, pihak Prabu Danuasmara
dan pihak Lesmana Mandra dari Hastinapura. Patih Sengkuni menyindir Parabu
Baladewa suka melamarkan anak orang, dulu anak Duryudhana sekarang anak orang
yang tidak jelas. Padahal anak sendiri belum diperhatikan jodohnya. Prabu
Baladewa terbakar emosi kerna aibnya diungkit. Arya Rukmana segera melerai
perdebatan tak berfaedah itu dan meminta putrinya memberitahu siapa yang ia
ingin nikahi. Dewi Rukmawati pun berkata " ampuni saya atas keragu-raguan
saya...saya tidak bisa menerima dua diantara kalian kecuali diantara gusti
Lesmana atau paduka Danuasmara mampu membawakan Gamelan Lokananta di pernikahan
saya nanti." Patih Sengkuni menyebut Dewi Rukmawati sebagai bocah ingusan
yang banyak mau dan banyak mengkhayal. Namun tanpa diduga, Prabu Baladewa
berkata "baik, kami mampu mewujudkan syarat itu." Usai berkata
begitu, Prabu Baladewa bersama Prabu Danuasmara pergi meninggalkan Kerajaan
Kumbinapuri. Patih Sengkuni dan rombongan Kurawa pun menyusul pergi. Patih
Sengkuni dan Begawan Dorna meminta bantuan dari Dewi Wilotama, mantan isteri
Begawan Dorna untuk meminjamkan Gamelan Lokananta. Dewi Wilotama setuju dan
segera melesat pergi ke kahyangan.
Entah karena apa, Prabu
Baladewa merasa kalau Prabu Danuasmara tidak asing bahkan ada semacam ikatan
yang kuat dengannya. Sang raja Mandura diajak ke istananya di Dadapaksi. Ketika
sampai, Prabu Baladewa kagum dengan keindahan istana itu. Prabu Baladewa dijamu
dengan mewah. Lalu sang raja Dadapaksi membisiki sesuatu yang benar-benar
mengejutkan bagi sang Balarama. Prabu Baladewa diminta oleh raja muda itu untuk
menjaga istana Dadapaksi sementara ia akan pergi mencari syarat sayembara yakni
Gamelan Lokananta. Di tengah jalan, Prabu Danuasmara bertemu kakek Semar dan
tiga putranya yakni Gareng, Petruk, dan Bagong. Kakek Semar lalu menebak "
gusti ini pasti gusti prabu Danuasmara dari Dadapaksi." Prabu Danuasmara
kaget lalu berkata " eh..iya Gusti Semara." " Panggil saja Kakek
Semar, gusti." Prabu Danuasmara bertanya kenapa kakek Semar bisa tau dia Prabu
Danuasmara. Kakek Semar menjelaskan kalau Prabu Kresna memintanya untuk
membantu seorang raja muda dari Dadapaksi. Katanya itulah cara menemukan
keberadaan Bambang Partajumena yang selama ini menghilang. Prabu Danuasmara
seketika kaget namun ia menahannya. Prabu Danuasmara meminta bantuan kepada
kakek Semar untuk meminjamkan Gamelan Lokananta dari kahyangan. Kakek Semar
berkata "kalau ingin dapat gamelan itu, gampang sekali.... Ikut aku
sekarang." Seketika dengan kecepatan kilat, kakek Semar dan Prabu
Danuasmara menghilang.
Prabu Danuasmara dan
Kakek Semar sampai juga di kahyangan. Batara Indra bersama ratusan
bidadara-bidadari menyambut kedatangan mereka. Batara Indra bertanya "apa
perlu uwa dan kanda Kamajaya ke kahyangan." Prabu Danuasmara tidak paham
apa yang dimaksud Batara Indra. Kakek Semar berkata jangan terlalu dipikirkan.
Rupanya Prabu Danuasmara tidak tahu bahwa ia sebenarnya salah satu penitisan
dari Batara Kamajaya. Kakek Semar meminta Prabu Danuasmara mengatakan apa
keinginannya " ampun, pukulan....hamba ingin meminjam Gamelan Lokananta
untuk sarana sayembara pernikahan saya." Batara Indra lalu bilang
"oh....cuma itu saja....akan aku pinjamkan. Tapi setelah pernikahanmu
selesai, kembalikanlah." Prabu Danuasmara bersedia. Batara Indra
mengeluarkan cupu (kotak perhiasan). Gamelan Lokananta seperangkat itu dengan
ajaib masuk dan muat di dalam cupu kecil itu. Batara Indra meminta agar Prabu
Danuasmara berhati-hati. Sang raja Dadapaksi itu berterimakasih atas kemurahan
sang raja para bidadara dan bidadari itu.
Di tengah perjalanan pulang, datang para Kurawa bersama raksasa bernama Wilasura. Ditya Wilasura berusaha merebut cupu sakti milik sementara Para Kurawa mengeroyok pertahanan Prabu Danuasmara namun Prabu Danuasmara cerdik. Ia menggunakan kekuatan maya (ilusi) dan membuat para Kurawa kalang kabut. Ditya Wilasura juga berhasil dikalahkan.
Danuasmara menyerang Wilasura |
Di kerajaan Kumbinapuri,
Arya Rukmana telah mendapat kabar kalau Prabu Danuasmara telah berhasil membawa
Gamelan Lokananta. Segera Dewi Rukmawati turun ke keraton diikuti oleh ayahnya.
Namun yang mengejutkan, bukan Prabu Danuasmara yang ada di sana melainkan
Bambang Partajumena yang telah memakai baju pengantin bersama keluarganya yakni
Prabu Kresna bersama Dewi Radha, Dewi Rukmini, dan 16.008 isterinya, Patih
Udara, Arya Sencaki, Prabu Baladewa. Di belakangnya juga ada Arjuna ditemani
Dewi Sumbadra bersama Abimanyu dan Siti Sundari. Arya Rukmana murka merasa
dipermainkan, bukan Danuasmara yang berhasil mendapatkan Gamelan Lokananta melainkan
Partajumena yang bahkan tidak datang di sayembara. Prabu Baladewa menjelaskan
bahwa Prabu Danuasmara adalah Partajumena sebagai raja Dadapaksi. Lalu dengan
kekuatan maya, Bambang Partajumena mengubah pakaian pengantinnya sebagai busana
raja. Seketika peampilannya berubah sebagai Danuasmara. Arya Rukmana menjadi
reda kemarahannya. Perdamaian antara keluarga Kresna dengan Arya Rukmana
kembali erat. Pernikahan antara Bambang Partajumena dan Dewi Rukmawati
berlangsung dengan sangat meriah diiringi alunan lembut tabuhan Gamelan
Lokananta dan senandung dari seruling Pemikat Rahsa yang dimainkan Prabu
Kresna.